Oleh: Silvia AP )*
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara telah menjadi topik yang mendapat perhatian luas di Indonesia, bukan hanya sebagai proyek infrastruktur besar yang menjanjikan, tetapi juga sebagai subjek kontroversial yang rentan terhadap penyebaran hoaks. Hoaks atau informasi palsu telah menjadi ancaman serius bagi kemajuan proyek ini, memperlambat proses pembangunan, mempengaruhi opini publik, dan menciptakan ketidakpastian yang berpotensi merugikan.
Pembangunan IKN Nusantara bertujuan untuk mengurangi beban Jakarta sebagai pusat pemerintahan, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur, memberikan peluang ekonomi baru, dan memperluas akses ke wilayah yang lebih luas di Indonesia timur. Namun, di balik visi besar ini, terdapat tantangan yang kompleks dan sering kali disalahartikan oleh publik. Pembangunan IKN ini berbanding lurus dengan penyebaran berita hoaks seputar ibukota yang baru itu.
Hoaks merupakan informasi yang disebarkan dengan tujuan untuk menyesatkan atau memanipulasi opini publik. Dalam konteks pembangunan IKN Nusantara, hoaks dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari klaim bahwa proyek ini tidak berkelanjutan secara ekologis, hingga tuduhan bahwa alokasi dana proyek tidak transparan. Dampak dari penyebaran hoaks ini dapat sangat merugikan, tidak hanya bagi proyek itu sendiri tetapi juga bagi masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan.
Berita palsu dan informasi menyesatkan mengenai IKN, terus beredar, termasuk klaim terbaru yang menyatakan adanya penemuan sumur gas mirip dengan kasus Lapindo di wilayah IKN. Namun, investigasi menyeluruh telah mengonfirmasi bahwa berita tersebut tidak berdasar dan sepenuhnya tidak benar. Hal ini ditegaskan oleh Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita Ibu Kota Nusantara, Alimuddin dalam sebuah pernyataan resmi. Alimuddin menyampaikan klarifikasi ini saat memimpin rapat koordinasi antara Otorita IKN dan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, serta Pemuda Olahraga Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yang juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai Kota/Kabupaten se-Kaltim.
Alimuddin menekankan bahwa meskipun terkadang terdapat kesalahpahaman atau informasi yang keliru, laporan mengenai adanya penolakan atau perlawanan signifikan terhadap kebijakan tertentu sebenarnya tidak berdasar. Namun, karena berita tersebut disiarkan melalui media, informasi ini tersebar dengan cepat dan luas, mencapai audiens yang lebih besar dan menyebabkan kesan yang tidak tepat tentang situasi sebenarnya. Ini menunjukkan pentingnya verifikasi berita dan informasi sebelum membagikannya, agar tidak menimbulkan persepsi yang salah atau menyesatkan di masyarakat.
Untuk memahami dampak yang lebih dalam dari penyebaran hoaks terhadap pembangunan IKN Nusantara, kita dapat melihat beberapa studi kasus yang relevan. Misalnya, hoaks tentang dampak lingkungan yang berlebihan dapat menciptakan resistensi dari masyarakat lokal dan organisasi lingkungan. Hal ini dapat memperlambat proses perizinan dan menghambat kemajuan fisik proyek. Selain itu, hoaks tentang penyalahgunaan dana publik dapat mengarah pada penyelidikan yang memakan waktu dan sumber daya, yang seharusnya dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur yang lebih baik.
Salah satu alat utama dalam penyebaran hoaks saat ini adalah media sosial. Platform seperti Facebook, Twitter, dan WhatsApp memungkinkan informasi yang tidak diverifikasi menyebar dengan cepat di antara pengguna mereka. Bahkan tanpa niat jahat, informasi yang tidak akurat dapat menjadi viral dalam hitungan jam, menciptakan ketidakpercayaan dan kebingungan di antara publik.
Tidak hanya merugikan secara praktis, penyebaran hoaks juga dapat memiliki dampak psikologis yang serius. Masyarakat yang dipersepsikan hoaks dapat mengalami kecemasan, ketidakpercayaan terhadap pemerintah, atau ketidakpastian akan masa depan proyek pembangunan. Hal ini dapat menghambat partisipasi aktif dalam proses pembangunan dan meningkatkan polarisasi sosial.
Mengatasi penyebaran hoaks bukanlah tugas yang mudah. Tantangan utama termasuk identifikasi hoaks dengan cepat, memberikan informasi yang akurat kepada publik, dan meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat. Strategi yang efektif melibatkan kolaborasi antara pemerintah, media, dan masyarakat sipil untuk membangun kepercayaan dan transparansi dalam proses pembangunan proyek.
Sementara itu, Direktur Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Otorita IKN, Muhsin Palinrungi juga mengatakan bahwa salah satu tujuan utama rapat ini adalah untuk mempererat hubungan silaturahmi serta memastikan bahwa daerah-daerah mitra tidak merasa terabaikan atau ditinggalkan dalam segala kegiatan yang dilakukan oleh Otorita IKN. Ini merupakan langkah strategis untuk membangun sinergi dan kolaborasi yang kuat, memastikan bahwa pengembangan IKN berlangsung secara inklusif, menghargai kontribusi semua pihak, dan membawa manfaat yang luas bagi masyarakat.
Pembangunan Ibu Kota Negara di Nusantara menawarkan peluang besar bagi Indonesia untuk mengatasi tantangan-tantangan infrastruktur dan memperluas kemajuan ekonomi. Namun, keberhasilan proyek ini sangat tergantung pada kemampuan untuk mengatasi penyebaran hoaks yang dapat mengganggu proses pembangunan.
Dengan kesadaran yang lebih besar tentang ancaman hoaks dan langkah-langkah konkret untuk menanggulanginya, Indonesia dapat memastikan bahwa visi besar untuk masa depan negara ini dapat terwujud dengan lancar dan berkelanjutan. Adapun langkah-langkah preventif dan edukasi masyarakat perlu ditingkatkan. Dengan demikian, Indonesia dapat melangkah maju dengan percaya diri menuju pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif bagi seluruh rakyatnya.
)* Penulis adalah tim redaksi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ideas