Jakarta – Jelang berakhirnya masa jabatan pemerintahan saat ini, fokus nasional tertuju pada jejak prestasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama memimpin Indonesia dan proses transisi kepemimpinan serta implementasi program presiden terpilih.
Para pemangku kepentingan dari berbagai sektor turut menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan memastikan kelancaran transisi demi keberlangsungan pembangunan nasional.
Dalam Dialog Primetime News MetroTv, Selasa (24/9), Direktur Sekolah Kajian Statejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, Athor Subroto mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang rata-rata 5% merupakan resiliens pertumbuhan ekonomi yang luar biasa dibawah pemerintahan Presiden Jokowi.
“Kalau kita lihat indikator pasar saham saja bagaimana sekarang perkembangannya, yang terus mendekati angka level psikologis hampir 8000. Ini perkembangan yang luar biasa, angka kita membaik” kata Athor.
Menurutnya, di tengah banyaknya gempuran disrupsi supply chain global, Indonesia masih bisa bertahan dan tumbuh dibanding negara lain, bahkan dibandingkan dengan negara maju di Eropa.
“Kita menjadi negara yang berkembang cukup baik karena adanya fondasi yang multiplier effectnya itu ditarik seperti halnya program hilirisasi untuk menjaga proses ekonomi terjadi di dalam sehingga multipliernya semakin besar.
Pak Jokowi, lanjutnya, memiliki semangat begitu besar untuk menumbuhkan ekonomi Indonesia .
“Itu juga direspon baik oleh pasar, suka atau tidak, nyatanya angka kita terus membaik. Ekonomi kita terus membaik,” tuturnya.
Athor juga mengatakan bahwa Presiden Terpilih Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
“Itu adalah semangat yang luar biasa, semangat inilah yang disambut oleh pasar,” ucap Athor.
Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Politik Ekonomi/Akademisi Universitas Bung Karno, Faisyal Chaniago menyebutkan bahwa pendekatan pemerintahan Presiden Jokowi bisa menjadi contoh bagi Presiden Terpilih Prabowo Subianto,
“Dengan pendekatan yang soft, bagaimana merangkul semua kompetitor politiknya sehingga terlibat di dalam kabinetnya,” kata Faisyal.
Dirinya menyampaikan apresiasi kepada Presiden Jokowi yang telah memimpin 10 tahun dimanan program-programnya dapat dirasakan masyarakat, terutama hilirisasi yang akan menjadi income terbesar bagi Indonesia, dan peningkatan daya beli masyarakat.
“Selain itu, bagaimana meningkatkan daya beli masyarakat, selama ini Presiden Jokowi terus menjaga itu,” tuturnya.
Faisyal juga mengajak masyarakat untuk mendukung pemerintah selanjutnya. Dirinya meyakini pertumbuhan ekonomi yang selama era Presiden Jokowi bisa dilanjutkan oleh pemerintahan Prabowo.
Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi terus mengingatkan pentingnya memastikan transisi pemerintahan yang mulus ke depan, guna menjaga stabilitas politik nasional, dan menciptakan citra yang baik di dunia internasional.
“Secara khusus, yang harus menjadi perhatian kita yaitu stabilitas politik, ini penting agar jangan sampai ada turbulensi politik, agar transisi dari pemerintah sekarang ke pemerintahan berikut mulus dan baik. Itu yang selalu dilihat dunia internasional,” tutur Presiden Jokowi.
Untuk diketahui, sesuai tahapan Pemilu Presiden, pasangan Prabowo-Gibran akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2024. Transisi yang berjalan dengan baik diharapkan dapat memastikan pemerintahan baru segera bekerja efektif dan melanjutkan program-program penting. [-red]