Oleh: M. Syahrul Fahmi )*
Satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah menandai langkah nyata menuju pembangunan yang berkeadilan dan berpihak kepada rakyat. Dari sekian banyak program prioritas nasional yang digulirkan, pembangunan rumah subsidi menjadi salah satu capaian yang paling dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Program ini bukan sekadar penyediaan tempat tinggal, melainkan juga simbol pemerataan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah. Di tengah situasi ekonomi global yang masih penuh tantangan, kebijakan perumahan rakyat terbukti menjadi penopang stabilitas sosial sekaligus penggerak ekonomi domestik.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi menegaskan bahwa kabinet Prabowo-Gibran telah mencatat banyak capaian positif selama tahun pertama pemerintahannya. Menurutnya, pemerintah terus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap berbagai program dan kebijakan agar manfaatnya lebih dirasakan oleh masyarakat luas. Salah satu program yang menjadi perhatian utama adalah pembangunan rumah subsidi yang kini telah terealisasi sebanyak 350 ribu unit dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Ditambahkannya, Presiden Prabowo meyakini kondisi ekonomi nasional akan terus membaik seiring dengan meningkatnya lapangan kerja dan berputarnya roda ekonomi melalui program-program prioritas seperti ini. Rumah subsidi menjadi bukti konkret bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi makro, tetapi juga kesejahteraan rakyat di level akar rumput.
Pembangunan rumah subsidi juga mencerminkan keberhasilan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta. Dalam pelaksanaannya, program ini mampu menciptakan efek berganda bagi perekonomian daerah, mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga tumbuhnya industri pendukung seperti bahan bangunan dan logistik. Pemerintah menyadari bahwa sektor perumahan memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sekaligus menjadi sarana pemerataan pembangunan. Dengan menempatkan rumah subsidi sebagai prioritas, pemerintah menunjukkan bahwa setiap kebijakan memiliki arah yang jelas: menyejahterakan rakyat dengan langkah konkret, bukan sekadar janji.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengungkapkan bahwa penyaluran rumah subsidi saat ini telah mencapai lebih dari 240 ribu unit dari target 3 juta unit yang dicanangkan selama periode pemerintahan ini. Capaian tersebut mencakup rumah yang sedang menunggu putusan kredit hingga akad, serta rumah yang telah dihuni oleh para pemiliknya. Angka ini menjadi indikasi kuat bahwa kebijakan perumahan rakyat berada di jalur yang tepat dan terus berkembang pesat. Maruarar juga menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mempercepat proses perizinan pembangunan perumahan rakyat, agar distribusi rumah subsidi dapat berjalan lebih efektif dan merata. Ia mengajak seluruh kepala daerah untuk aktif mendukung kebijakan ini sebagai bagian dari tanggung jawab bersama membangun kesejahteraan rakyat.
Selain memberikan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah, rumah subsidi juga membawa dampak sosial yang signifikan. Kepemilikan rumah memberikan rasa aman, stabilitas, dan motivasi bagi keluarga untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Di banyak wilayah, rumah subsidi bahkan telah menjadi titik tumbuh ekonomi baru, di mana masyarakat membangun usaha kecil di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Dengan demikian, rumah subsidi bukan hanya proyek infrastruktur, tetapi juga wadah pemberdayaan masyarakat yang nyata. Pemerintah melalui Kementerian PKP terus memastikan agar setiap pembangunan rumah memenuhi standar kelayakan dan lingkungan yang sehat, sehingga dapat menjadi hunian yang benar-benar berkualitas bagi masyarakat.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto sendiri menegaskan bahwa pemerintah telah menaruh perhatian besar terhadap perumahan rakyat sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional jangka panjang. Menurutnya, program perumahan rakyat tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dasar, melainkan juga menjadi fondasi kesejahteraan bangsa. Presiden menilai bahwa rumah adalah simbol martabat dan masa depan sebuah keluarga. Dengan kepemilikan rumah, masyarakat memiliki aset produktif yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Karena itu, pemerintah menargetkan pembangunan tiga juta unit rumah dalam periode pemerintahan ini sebagai bentuk komitmen terhadap kesejahteraan rakyat.
Lebih jauh, Presiden Prabowo menyebutkan bahwa sektor perumahan rakyat memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pembangunan rumah mendorong aktivitas industri konstruksi, bahan bangunan, hingga jasa keuangan. Rantai ekonomi yang terbentuk dari program ini menjadi motor penggerak baru bagi sektor riil, sehingga manfaatnya terasa luas di berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, rumah subsidi juga berkontribusi terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja di daerah-daerah, terutama bagi buruh bangunan, teknisi, hingga pelaku usaha kecil yang bergerak di sektor pendukung. Dengan demikian, kebijakan perumahan rakyat tidak hanya menyentuh aspek sosial, tetapi juga berimplikasi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Pemerintah juga menunjukkan keberpihakan terhadap generasi muda melalui program rumah subsidi. Banyak kalangan pekerja muda yang kini bisa memiliki rumah pertama dengan skema pembiayaan yang ringan dan terjangkau. Langkah ini menjadi bagian penting dari visi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk membangun generasi produktif yang mandiri secara ekonomi. Program rumah subsidi menjadi wujud nyata dari konsep pembangunan inklusif yang memberikan ruang bagi setiap warga negara untuk tumbuh bersama dalam kesejahteraan. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang memiliki rumah sendiri, maka tercipta stabilitas sosial dan ekonomi yang menjadi fondasi bagi kemajuan bangsa di masa depan.
Tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran telah menegaskan arah kebijakan yang pro-rakyat dan berorientasi pada kesejahteraan jangka panjang. Program rumah subsidi menjadi salah satu warisan penting yang akan terus dikenang sebagai tonggak transformasi sosial-ekonomi di Indonesia. Dengan dukungan lintas sektor dan kolaborasi berbagai pihak, target tiga juta rumah bukanlah cita-cita yang mustahil untuk diwujudkan. Justru, dengan semangat gotong royong, program ini dapat menjadi simbol kemandirian dan solidaritas bangsa.
)* Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Publik.