Athor Subroto Direktur Sekolah Kajian Stratejik Global sekaligus Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, menyampaikan perlu ada keberlanjutan program terhadap presiden terpilih, sehingga pondasi ekonomi Indonesia mendatang bisa kuat. Hal tersebut disampaikan saat acara Prime Time News yang disiarkan Metro TV (24/9).
“perlu ada keberlanjutan pembangunan sehingga memperjelas arah pembangunan pada pemerintahan baru mendatang” katanya.
Lebih lanjut Athor Subroto mengatakan geopolitik dan ekonomi dunia sekarang lagi sangat berubah dan dinamis. Saat ini terjadi tekanan yang sangat kencang dari luar. Oleh karena itu perlu kesiapan pemerintah berikutnya.
“kira perlu kita lihat dulu perjalanan 1 dekade Jokowi, memberikan gambaran yang jelas dalam membangun ekonomi” terangnya.
Pertumbuhan ekonomi konsisten diatas 5 persen dan target pertumbuhan ekonomi tercapai pada level 5,2%. Adanya pertumbuhan ekonomi di level 5 itu suatu resiliens ekonomi yang sangat luar biasa dari Presiden Jokowi hingga saat ini.
Sedangkan jika kita lihat indikator pasar saham saja bagaimana sekarang perkembangannya cukup positif berada di angka 7.778, yang terus mendekati angka level psikologis hampir 8000.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terus bisa bertahan,meskipun banyak gempuran suplay dari global.
“Indonesia masih bisa bertahan dan tumbuh dibanding negara lain, bahkan negara maju sekalipun seperti Eropa” katanya.
Menurut Athor Indonesia menjadi negara yang berkembang cukup baik karena adanya fondasi yang multiplier effectnya itu ditarik seperti halnya program hilirisasi untuk menjaga proses ekonomi terjadi di dalam sehingga multipliernya semakin besar.
“Jokowi memiliki semangat begitu besar untuk menumbuhkan ekonomi Indonesia itu juga direspon baik oleh pasar, suka atau tidak, nyatanya angka kita terus membaik” lanjutnya.
Sedangkan dalam kesempatan yang sama Pengamat Politik Ekonomi dari Universitas Bung Karno Faisyal Chaniago menyampaikan Jokowi mampu merangkul semua kompetitor politik dalam membangun kabinet. Hal itu bisa dicontoh Prabowo sebagai presiden terpilih.
“Pendekatan pemerintahan Presiden Jokowi juga bisa dicontoh oleh Prabowo, yakni dengan pendekatan yang soft, bagaimana dia merangkul semua kompetitor politiknya sehingga terlibat di dalam kabinetnya” katanya.
Pemerintah baru mendatang harus merangkul dan menjaga harmonisasi, sehingga politik tetap stabil dan tidak terjadi kegaduhan, pendekatan politik harmonisasi itu yang harus dilakukan oleh Prabowo.
Lebih lanjut Faisyal mengatakan kita apresiasi kepada Presiden Jokowi memimpin 10 thaun program dapat dirasakan semuanya, terutama hilirisasi dan perlu didukung dengan pemerintah selanjutnya, harmonisasi, konsep ini bisa dijalankan, dimana pemerintah selanjutnya.
Pada pemerintah baru Prabowo penting kiranya semua menteri menjalankan instruksi Presiden. anggota kabinet loyal kepada presiden bukan ke yang lain.
“Instruksi dari Presiden mestinya dijalankan oleh menterinya, banyak dari mereka yang tidak menjalankan arahan itu langsung ditegur oleh presiden” katanya.
Dalam geopolitik global yang sangat fluktuatif dan guncangan Covid 19 mampu dilewati Indonesia dengan baik dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Konsep hilirisasi yang sudah dirintis oleh Jokowi, pemerintahan baru harus berani melanjutkan meskipun ada penentangan. Hilirisasi memberikan dampak ekonomi yang sangat positif.
“pasti bisa pertumbuhan ekonomi yang selama era Presiden Jokowi bisa dilanjutkan oleh pemerintahan Prabowo. Seperti halnya peningkatan peran BUMN, yang harus dipikirkan oleh pemerintah selanjutnya, seperti apa mencari sumber ekonomi tidak hanya dari satu macam” terangnya.
Lebih lanjut bahwa Program yang sudah berjalan, misalnya infrastruktur tol itu jangan sampai berhenti, karena pembangunan itu tidak hanya cukup 10 tahun saja, maka dari itu harus kontinu, maka itu membutuhkan transisi yang mulus sehingga ada kerja sama dan sinergitas.