Oleh: Grasella Wandama )*
Papua Tahun 2024 menjadi momentum penting bagi Papua, provinsi yang kaya akan budaya dan sumber daya alam, untuk meraih pembangunan yang lebih inklusif. Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), penguatan posisi Papua sebagai bagian integral tidak hanya ditentukan oleh kebijakan pemerintah pusat, tetapi juga oleh partisipasi aktif masyarakat lokal dalam proses pembangunan.
Pembangunan inklusif di Papua menjadi sangat penting mengingat tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. Ketimpangan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur masih mencolok. Data terbaru menunjukkan bahwa masih banyak daerah di Papua yang sulit dijangkau dan tidak memiliki akses memadai terhadap layanan dasar. Oleh karena itu, strategi pembangunan yang holistik dan berkelanjutan sangat diperlukan.
Dalam upaya mendukung infrastruktur dan proyek cetak sawah satu juta hektar di Merauke, Papua, fokus utama saat ini adalah pembangunan infrastruktur jalan. Dalam waktu satu bulan, proyek ini telah berhasil merintis jalan sepanjang 16,8 kilometer yang akan menghubungkan empat distrik: Ilwayab, Kaptel, Ngguti, dan Muting.
Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa pengerasan jalan dengan material batu telah mencapai 3,3 kilometer. Pengerasan dimulai dari pelabuhan yang direncanakan di Kampung Wanam, Distrik Ilwayab, dan meluas menuju Distrik Kaptel. Untuk memenuhi kebutuhan material batu, puluhan tongkang dan kapal dikerahkan untuk mengangkut batu dari luar Papua ke lokasi pembangunan.
Asisten Operasi Proyek, Denny Ramdhani, menjelaskan bahwa semua potensi dan armada yang tersedia akan dikerahkan untuk mensukseskan pembanguanan Papua. Semua fasilitas, baik darat, laut, maupun udara, akan digunakan untuk mendukung pembangunan ini.
Untuk itu, fokus utama proyek adalah membuka akses jalan agar mobilisasi alat berat dan kendaraan dapat dilakukan dengan lebih lancar. Isam, pemimpin inisiatif cetak sawah, menegaskan komitmennya untuk mengatasi tantangan yang ada. Ia berharap pembangunan jalan ini dapat berjalan tanpa hambatan, tidak hanya untuk mendukung proyek cetak sawah, tetapi juga untuk meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat setempat.
Pembangunan infrastruktur, seperti gedung pemerintah dan lembaga lainnya juga tidak kalah penting. Kerjasama antara pemerintah daerah dan pusat diperlukan untuk merealisasikan proyek-proyek infrastruktur yang dapat mengubah wajah Papua.
Pembangunan kantor Gubernur, DPRP, dan MRP Papua Tengah dijadwalkan dimulai pada Januari 2025. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pemerintahan dan pelayanan publik di wilayah tersebut.
Penjabat Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk S.Sos., MM., menyatakan komitmennya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan menyambut positif rencana ini. Ia menekankan pentingnya keberadaan kantor pemerintahan yang modern untuk mendukung tata kelola yang lebih baik, serta mengharapkan pusat pemerintahan Papua Tengah dapat menjadi contoh berskala nasional bagi wilayah Daerah Otonomi Baru (DOB) lainnya.
Ketua DPRP juga menggarisbawahi bahwa kantor baru ini akan berfungsi sebagai pusat administrasi yang efisien, mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan pemerintahan. Ia berharap pembangunan ini akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, sehingga dapat mendukung perekonomian daerah.Masyarakat setempat juga dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan ini.
Tokoh masyarakat mengungkapkan harapan agar proyek ini dapat memenuhi kebutuhan dan aspirasi warga, serta menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk kehidupan sehari-hari. Kemajuan daerah Papua tidak bisa mengandalkan hanya kepada pemerintah Pusat, tetapi daerah juga memiliki peran sentral dalam memajukan wilayah tersebut. Yang tidak kalah penting dalam mensukseskan setiap kebijakan adalah dukungan masyarakat luas. Seluruh masyarakat harus memiliki kesamaan visi dalam memajukan Papua, agar semua bisa berjalan beriringan, baik dalam mengimplementasikan pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, maupun bidang pertanian dan ekonomi dan politik. Semua harus selaras agar tidak ada kecemburuan sosial di antara elemen bangsa disana.
Dengan dimulainya proyek ini, diharapkan Papua Tengah akan semakin maju dan sejahtera, dengan infrastruktur yang memadai untuk mendukung perkembangan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan yang berfokus pada kebutuhan masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan layanan publik, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Dimulainya proyek pembangunan kantor Gubernur, DPRP, dan MRP Papua Tengah, diharapkan daerah Papua akan mengalami kemajuan signifikan dan kesejahteraan yang lebih baik. Proyek ini dirancang untuk menyediakan infrastruktur yang memadai, sehingga mendukung perkembangan pemerintahan dan pelayanan publik.
Pembangunan infrastruktur yang efisien di Papua diharapkan tidak hanya meningkatkan tata kelola pemerintahan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan fasilitas yang lebih baik, masyarakat akan lebih mudah mengakses layanan yang diperlukan, sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka.
Selain itu, proyek ini berpotensi menciptakan lapangan kerja baru bagi warga setempat. Dengan melibatkan masyarakat dalam berbagai aspek pembangunan, diharapkan akan tercipta rasa memiliki yang kuat terhadap hasil proyek dan mendorong partisipasi aktif dalam pengembangan daerah.Akhirnya, pencapaian pembangunan inklusif di Papua bukanlah hal yang mustahil.
Dengan komitmen semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Papua dapat mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Melalui langkah-langkah nyata, Papua tetap menjadi bagian integral NKRI, tetapi juga menjadi contoh pembangunan yang dapat ditiru oleh daerah lainnya.
Dengan langkah-langkah nyata dan kolaborasi yang kuat, Papua tidak hanya akan mempertahankan posisinya sebagai bagian integral dari NKRI, tetapi juga dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Kesuksesan pembangunan Papua diharapkan akan menginspirasi provinsi lainnya untuk mengikuti jejak Papua dalam mengoptimalkan potensi lokal demi kemajuan bersama.
*) Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta