Jakarta — Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah berani Presiden Jokowi dalam upayanya mendamaikan Rusia dan Ukraina. Kunjungan Presiden Jokowi ke kedua negara tersebut dianggap sebagai implementasi dari amanat Pembukaan UUD 1945 yang menekankan pentingnya peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia.
“Kami mengapresiasi langkah berani yang dilakukan Presiden Jokowi untuk perdamaian Rusia-Ukraina,” kata Abdul Mu’ti. Ia berharap agar dalam menjalankan misi perdamaian ini, Presiden Jokowi dan rombongan senantiasa diberikan perlindungan serta keselamatan oleh Allah SWT, dan upaya damai tersebut dapat tercapai.
Abdul Mu’ti menegaskan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina harus segera dihentikan, mengingat dampak yang ditimbulkan sangat besar. “Perang ini telah menimbulkan banyak korban jiwa, tidak hanya di kalangan tentara, tetapi juga masyarakat sipil. Selain itu, kerusakan infrastruktur yang terjadi juga berdampak langsung terhadap ekonomi dunia, termasuk Indonesia,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya menghentikan perang demi kemanusiaan dan stabilitas global.
Lebih lanjut, Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk berperan lebih besar sebagai fasilitator dan mediator dalam dialog antara Rusia dan Ukraina.
“Indonesia bisa berperan lebih besar sebagai fasilitator dan mediator dialog, mengingat hubungan baik Indonesia dengan Rusia dan Ukraina,” tambahnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis untuk membantu meredakan ketegangan antara kedua negara.
Setelah melakukan kunjungan ke Kyiv, Ukraina, Presiden Jokowi melanjutkan perjalanan ke Moskow untuk bertemu langsung dengan Presiden Vladimir Putin. Dalam pertemuan yang berlangsung di Kremlin, Jokowi menekankan pentingnya dialog dan penyelesaian damai atas ketegangan yang telah berlangsung, serta menyampaikan pesan dari Zelenskyy yang menginginkan perdamaian. Kunjungan ini tidak hanya menunjukkan komitmen Indonesia dalam diplomasi global, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang dapat menjadi jembatan komunikasi antara pihak-pihak yang berkonflik.
Dalam konteks ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga menyampaikan bahwa kunjungan Presiden Jokowi mendapat perhatian positif dari berbagai pihak, termasuk negara-negara besar. Retno menegaskan bahwa penyelesaian secara damai terhadap konflik yang terjadi di Ukraina sangat penting dan menjadi fokus utama dalam diplomasi Indonesia.
“Kunjungan Presiden ke Kyiv dan Moskow menunjukkan komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam menciptakan perdamaian,” ujarnya.
Retno juga menambahkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk terus menjalin hubungan baik dengan semua pihak, termasuk Rusia dan Ukraina, demi terciptanya stabilitas global.
Dalam pertemuan di Jakarta dengan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok, Wang Yi, Retno juga menyampaikan bahwa China mengapresiasi upaya resolusi damai yang dilakukan Indonesia terhadap konflik Rusia-Ukraina.
“Penyelesaian secara damai terhadap situasi yang sedang terjadi di Ukraina termasuk secara spesifik disebutkan mengenai kunjungan Presiden ke Kyiv dan Moskow,” ucap Menlu Retno.
Dengan langkah-langkah yang diambil oleh Presiden Jokowi, diharapkan Indonesia dapat terus berperan aktif dalam diplomasi internasional dan menjadi jembatan bagi negara-negara yang sedang menghadapi konflik. Apresiasi dari Muhammadiyah dan berbagai pihak lainnya menunjukkan bahwa masyarakat mendukung upaya perdamaian yang dilakukan oleh pemerintah. Melalui misi ini, Indonesia tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu global, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai negara yang berkomitmen untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan stabil.