Oleh: Ananda Putera*
Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif sebagai pilar utama pembangunan nasional. Ekonomi kreatif kini tidak hanya menjadi sektor yang berkembang pesat tetapi juga berperan strategis dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan devisa, serta memperkuat daya saing Indonesia di tingkat global. Komitmen ini ditegaskan oleh berbagai pemangku kebijakan yang melihat potensi besar dari sektor ekonomi kreatif dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius.
Wakil MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menekankan pentingnya pemberdayaan generasi muda melalui ekonomi kreatif sebagai bagian dari strategi nasional. Menurutnya, sektor ini memiliki peran sentral dalam menciptakan inovasi dan membuka lapangan pekerjaan baru. Ibas juga menyoroti bagaimana ekonomi kreatif telah berkembang sejak era cetak biru ekonomi kreatif Presiden SBY, yang kini berkontribusi secara signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dengan kontribusi yang meningkat tajam dari Rp500 triliun menjadi Rp1.400 triliun serta menyerap 27 juta tenaga kerja, ekonomi kreatif semakin menjadi mesin pertumbuhan baru bagi bangsa.
Selain itu, Ibas menekankan perlunya perubahan pola pikir di kalangan generasi muda. Ia mengajak mereka untuk meninggalkan sifat FOMO (Fear of Missing Out) yang membuat mereka mudah terjebak dalam tren sesaat, dan beralih ke pendekatan fokus pada satu bidang yang ditekuni secara serius. Dengan pendekatan ini, diharapkan para pelaku ekonomi kreatif dapat menjadi ahli di bidangnya dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.
Sementara itu, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf), Teuku Riefky Harsya menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan industri e-commerce. Dalam audiensi dengan Indonesian E-Commerce Association (idEA), Menekraf Riefky menyatakan bahwa pengembangan subsektor ekonomi kreatif, terutama yang berbasis digital, dapat menjadikan Indonesia sebagai basis ekonomi digital terbesar di kawasan. Dengan target 30 juta UMKM yang bergabung dalam ekosistem e-commerce pada tahun 2025, pemerintah terus berupaya menciptakan regulasi dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan industri ini.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, juga mengusulkan penciptaan hari khusus seperti Hari Belanja Produk Kreatif Nasional. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan visibilitas produk lokal dan mendorong minat belanja konsumen domestik. Selain itu, pemerintah juga mendukung berbagai program edukasi dan pelatihan bagi UMKM agar dapat lebih kompetitif di pasar digital. Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan.
Tidak hanya e-commerce, sektor ekonomi kreatif lainnya seperti industri gaming juga mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Dalam pertemuan dengan perwakilan Bukalapak, Wamenekraf Irene Umar membahas potensi kolaborasi dalam pengembangan industri gaming nasional. Salah satu langkah konkret yang diusulkan adalah aktivasi offline melalui program Mitra Bukalapak untuk meningkatkan brand awareness industri gaming. Pemerintah juga berupaya mengatasi tantangan yang dihadapi industri ini, termasuk dalam hal sistem pembayaran dan regulasi yang lebih adaptif terhadap kebutuhan industri digital.
Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam ekonomi kreatif diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan industri ini dan memperkuat daya saing Indonesia di tingkat global. Dengan dukungan berbagai pemangku kepentingan, sektor ekonomi kreatif dapat menjadi motor penggerak utama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional. Ke depan, diperlukan kebijakan yang lebih adaptif dan inovatif agar ekonomi kreatif dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.
Pemerintah juga harus memastikan bahwa ekonomi kreatif tidak hanya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi tetapi juga memperkuat jati diri dan identitas bangsa. Seperti yang disampaikan oleh Ibas, dalam bingkai NKRI, ekonomi kreatif harus menjadi sarana untuk mengibarkan merah putih di kancah dunia serta mencerminkan nilai-nilai keberagaman dan kebangsaan. Hal ini selaras dengan agenda pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang menempatkan ekonomi kreatif sebagai salah satu faktor utama dalam menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Dukungan bagi ekonomi kreatif juga dapat dilakukan dengan memperluas akses pasar bagi produk-produk kreatif Indonesia. Program seperti digitalisasi UMKM, pembukaan akses ke platform global, serta promosi besar-besaran untuk produk lokal akan membantu pelaku usaha meningkatkan daya saing. Selain itu, insentif bagi inovasi dan pelatihan sumber daya manusia di sektor ekonomi kreatif perlu terus diperkuat agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga produsen yang berdaya saing tinggi di tingkat internasional.
Dengan langkah-langkah strategis yang telah diambil, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai kekuatan utama dalam menghadapi tantangan global. Dukungan penuh dari pemerintah, kerja sama erat dengan sektor swasta, serta partisipasi aktif dari masyarakat akan menjadi kunci dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat ekonomi kreatif dunia. Kini saatnya bagi semua pihak untuk bersinergi dan bekerja bersama agar ekonomi kreatif dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing dan berkelanjutan.
*Penulis merupakan pelaku UMKM