Pemerintahan Presiden Prabowo Antisipasi Judi Online Ancaman Serius bagi Kesehatan Mental Generasi Muda

Oleh: Darmawan Hutagalung

Judi online semakin menjadi perhatian serius di Indonesia karena dampaknya yang merusak kesehatan mental, terutama pada generasi muda. Artikel terbaru yang diterbitkan di The Lancet mengungkapkan bahwa masalah ini telah menjadi isu global yang setara dengan penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Nael Sumampouw, menjelaskan bahwa judi online kini tak hanya menjadi masalah lokal, tetapi juga persoalan global. Ia mencatat bahwa cara judi online menyamar sebagai permainan membuat anak muda lebih rentan terjerat, terutama mereka yang tengah mencari pelarian dari tekanan hidup.

Menurut Nael, salah satu aspek yang membuat judi online begitu berbahaya adalah kemudahan aksesnya. Berbeda dengan judi konvensional yang sering kali menghadapi stigma sosial, judi online dapat dilakukan secara anonim dari rumah. Pemain sering kali diberi kemenangan kecil di awal, yang kemudian memicu kecanduan melalui mekanisme psikologis seperti gambler’s fallacy. Faktor lain yang memperburuk situasi adalah kondisi lingkungan, seperti kurangnya dukungan sosial, pengangguran, dan rendahnya keterampilan yang dimiliki anak muda. Hal ini membuat mereka lebih mudah masuk dalam perangkap judi online sebagai alternatif mencari hiburan atau solusi instan untuk masalah hidup.

Fenomena ini juga diperparah dengan maraknya pinjaman online yang kerap digunakan untuk mendukung kebiasaan berjudi. Anak muda yang sudah terjebak sering kali terpaksa meminjam uang untuk melanjutkan kebiasaan tersebut, yang kemudian menjerat mereka dalam lingkaran utang. Dalam jangka panjang, kecanduan judi online dapat menyebabkan learned helplessness, yaitu kondisi di mana seseorang merasa tidak berdaya karena segala upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil. Nael menyebut kondisi ini dapat mematikan kreativitas, semangat, bahkan mendorong individu ke keputusasaan ekstrem yang membahayakan kesehatan mental mereka.

Pentingnya dukungan sosial juga menjadi sorotan utama. Menurut Nael, keluarga dan lingkungan terdekat harus hadir untuk memberikan dukungan moral dan emosional kepada mereka yang terjerat judi online. Dukungan tersebut dapat menjadi langkah awal untuk membantu korban keluar dari jeratan kecanduan ini. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menyediakan layanan rehabilitasi yang mudah diakses, seperti di puskesmas atau lembaga sosial lainnya. Dengan pendekatan yang melibatkan keluarga dan pemerintah, Nael optimistis dampak negatif judi online terhadap generasi muda dapat diminimalkan. Namun, ia mengingatkan bahwa solusi ini membutuhkan kolaborasi lintas sektor agar dapat diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.

Pemerintah Indonesia sendiri telah menunjukkan keseriusannya dalam menangani persoalan ini. Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, mengungkapkan bahwa sekitar 8,8 juta orang di Indonesia terlibat dalam praktik judi online. Jika dibiarkan, aktivitas ini tidak hanya merusak kesehatan mental tetapi juga meningkatkan angka kemiskinan, terutama karena sebagian besar pemain berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah. Muhaimin menyebut bahwa sekitar 80 persen pemain judi online berada dalam taraf ekonomi yang rentan, sehingga risiko kehancuran finansial lebih besar.

Lebih jauh, Muhaimin menyoroti bahwa judi online memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan judi konvensional. Ia menyebut praktik ini sering kali melibatkan unsur penipuan yang lebih kompleks. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya literasi digital untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait bahaya judi online. Ia juga mengusulkan agar pendamping desa, kader Program Keluarga Harapan (PKH), dan penggerak pembangunan lainnya dilibatkan sebagai aktor utama dalam upaya pencegahan dan penanganan judi online. Langkah ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya di tingkat akar rumput.

Sejalan dengan itu, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, juga menegaskan bahwa penanganan judi online membutuhkan pendekatan yang lebih holistik. Ia menjelaskan bahwa memblokir situs judi online atau menutup rekening saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah ini. Diperlukan edukasi yang berkelanjutan guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas tersebut. Kerja sama lintas kementerian dan lembaga dianggap sebagai kunci utama untuk menciptakan solusi yang efektif dan menyeluruh.

Judi online bukan hanya ancaman bagi stabilitas ekonomi tetapi juga kesehatan mental generasi muda. Efek domino dari kecanduan ini dapat menghancurkan potensi, kreativitas, dan masa depan anak muda, serta meningkatkan beban sosial di masyarakat. Dalam menghadapi tantangan ini, pendekatan komprehensif yang melibatkan keluarga, masyarakat, dan pemerintah sangatlah penting. Dukungan emosional dari keluarga, edukasi yang memadai, dan langkah preventif yang melibatkan banyak pihak adalah kunci utama untuk melindungi generasi penerus bangsa dari dampak buruk judi online.

Kolaborasi yang solid antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat menjadi langkah penting untuk menghentikan laju judi online di Indonesia. Tanpa upaya bersama, ancaman ini hanya akan semakin merusak fondasi generasi muda yang seharusnya menjadi tumpuan masa depan bangsa. Oleh karena itu, peran aktif semua pihak sangat dibutuhkan untuk memastikan generasi muda dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat, bebas dari jeratan judi online.

*) Konsultan Pemberdayaan Sosial – Sentra Kesejahteraan Nasional

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *