Oleh Vienna Agra Lestari )*
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 akan menjadi salah satu momen penting dalam proses demokrasi Indonesia. Pilkada 2024 memiliki peran yang sangat signifikan dalam memastikan bahwa demokrasi berjalan secara damai, transparan, dan bebas dari pengaruh negatif seperti hoaks maupun kampanye hitam. Dalam konteks ini, Presiden Prabowo Subianto mengajak seluruh generasi muda untuk menjadi pelopor dalam mewujudkan Pilkada damai yang terbebas dari hoaks. Ajakan ini penting mengingat tantangan yang dihadapi demokrasi saat ini semakin kompleks, terutama dengan maraknya penyebaran informasi palsu di media sosial yang dapat mempengaruhi integritas pemilihan.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya peran generasi muda, terutama mereka yang tergolong dalam generasi Z dan Y, yang saat ini mendominasi populasi pemilih. Generasi ini memiliki potensi besar untuk berperan sebagai agen perubahan, yang tidak hanya berpartisipasi dalam pemilihan, tetapi juga aktif menjaga agar proses demokrasi tetap berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran. Dengan memahami tantangan yang dihadapi dalam proses politik, generasi muda dapat mencegah penyebaran hoaks yang sering kali digunakan untuk merusak reputasi calon atau menciptakan polarisasi di masyarakat.
Peneliti senior Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Nurlia Dian Paramita, menyebutkan bahwa momentum Pilkada serentak 2024 ini bisa menjadi sarana bagi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk menunjukkan komitmen mereka dalam membangun demokrasi yang substansial. Hal ini bisa dilakukan dengan mengoptimalkan dukungan kepada penyelenggara pemilu tanpa merusak independensi mereka. Dukungan ini sangat penting mengingat peran pemerintah pusat maupun daerah sangat menentukan kesuksesan penyelenggaraan Pilkada. Komitmen untuk menjaga independensi penyelenggara pemilu akan menciptakan ruang yang adil bagi semua pihak, sekaligus menjamin kepercayaan publik terhadap proses pemilihan.
Di tingkat lokal, Walikota Mojokerto, Muh Ali Kuncoro, turut mengajak para pelajar, terutama siswa SMA, SMK, dan mahasiswa, untuk menjaga demokrasi yang bersih dan transparan pada Pilkada serentak tahun ini. Sebagai pemilih pemula, mereka memiliki peran yang tidak bisa diremehkan dalam menjaga integritas demokrasi. Pemilih pemula sering kali menjadi sasaran utama kampanye hitam dan hoaks, sehingga perlu dibekali dengan pemahaman yang baik tentang hak-hak mereka sebagai warga negara serta kemampuan untuk menolak politik uang dan segala bentuk kecurangan lainnya. Generasi muda harus menyadari bahwa masa depan bangsa berada di tangan mereka, dan pilihan yang rasional serta sesuai dengan hati nurani adalah kunci untuk menciptakan perubahan positif bagi negara.
Sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas demokrasi, TM Nurdhia Ikhsan, Direktur Biro Psikologis Asa Kita Lhokseumawe, menekankan pentingnya kampanye berbasis gagasan. Pameran, diskusi, dan bedah visi misi calon kepala daerah dinilai sebagai cara yang efektif untuk melibatkan generasi muda, terutama generasi Z dan Y, dalam proses politik. Dengan adanya tim muda yang beradu gagasan secara rasional, para pemilih bisa lebih cerdas dalam menentukan pilihan mereka. Demokrasi yang berkualitas seharusnya tidak hanya didasarkan pada faktor emosional atau kedekatan personal, tetapi pada evaluasi kritis terhadap visi, misi, dan program yang ditawarkan oleh para kandidat.
Generasi muda, yang sering kali menjadi objek dalam dinamika politik, harus mulai berperan sebagai subjek yang aktif. Mereka perlu memahami bahwa keputusan politik yang mereka ambil memiliki dampak besar bagi masa depan bangsa. TM Nurdhia Ikhsan berharap agar generasi muda mampu membuat pilihan politik yang rasional dan berdasarkan hati nurani, bukan sekadar mengikuti tren atau pengaruh dari lingkungan sosial mereka. Kesadaran ini penting agar demokrasi di Indonesia tidak hanya menjadi ajang formalitas, tetapi benar-benar mampu menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan bertanggung jawab.
Presiden Prabowo juga mengingatkan akan pentingnya menciptakan ruang diskusi yang sehat di kalangan generasi muda, agar mereka dapat menyampaikan aspirasi dan kritik mereka dengan cara yang konstruktif. Keterlibatan generasi muda dalam politik harus dimulai dari pemahaman yang baik terhadap isu-isu nasional dan lokal yang relevan dengan kehidupan mereka. Oleh karena itu, media sosial, yang sering kali menjadi ladang penyebaran hoaks, harus digunakan secara bijak sebagai sarana untuk menyebarkan informasi yang benar dan membangun kesadaran politik di kalangan masyarakat.
Hoaks, yang sering kali digunakan sebagai senjata politik, dapat merusak tatanan demokrasi dan menciptakan ketidakpercayaan publik terhadap proses pemilu. Dalam menghadapi tantangan ini, Presiden Prabowo menegaskan bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam menolak dan melawan penyebaran informasi palsu. Melalui literasi digital yang baik, generasi muda bisa menjadi garda terdepan dalam melawan hoaks dan memastikan bahwa demokrasi berjalan secara transparan dan adil.
Dengan demikian, ajakan Presiden Prabowo kepada generasi muda untuk mewujudkan Pilkada damai tanpa hoaks menjadi sangat relevan dalam konteks tantangan politik saat ini. Partisipasi aktif generasi muda dalam menjaga demokrasi yang bersih, transparan, dan bebas dari pengaruh negatif sangat diperlukan untuk memastikan bahwa pemilu dapat berlangsung dengan baik. Generasi muda harus menjadi agen perubahan yang mampu menjaga integritas demokrasi dan memastikan bahwa masa depan bangsa berada di tangan yang tepat.
)* penulis merupakan pegiat Komunitas Gen Z Anti Hoaks