Jakarta – Presiden Prabowo Subianto resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia pada hari ini dalam upacara yang dihadiri oleh 19 kepala negara dan pemerintah, serta 15 perwakilan dari negara sahabat. Momen bersejarah ini menjadi simbol dukungan global terhadap Indonesia di bawah kepemimpinan baru. Dalam pidato perdananya setelah dilantik, Presiden Prabowo menekankan komitmen untuk menjalankan pemerintahan yang transparan dan berorientasi pada rakyat.
Presiden Prabowo mengawali pidatonya dengan mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua tamu yang hadir, yang menunjukkan penghormatan dan dukungan kepada bangsa Indonesia. “Kehadiran Anda semua di sini adalah penghargaan bagi kita. Atas nama seluruh rakyat Indonesia, saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya,” ujarnya dengan penuh semangat.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan sumpahnya untuk mempertahankan Undang-Undang Dasar dan menjalankan semua peraturan yang berlaku dengan sebaik-baiknya. Ia berkomitmen untuk menjalankan kepemimpinan yang mengutamakan kepentingan rakyat, termasuk mereka yang tidak memilihnya.
Menyadari tantangan berat yang dihadapi bangsa, Presiden Prabowo mengajak seluruh rakyat untuk bersikap berani. Ia menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah dan potensi besar untuk mencapai swasembada pangan dan energi. “Kita tidak boleh tergantung pada sumber makanan dari luar. Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, kita harus mencapai ketahanan pangan,” katanya, sembari mengungkapkan keyakinannya bahwa dalam 4-5 tahun ke depan, Indonesia dapat menjadi lumbung pangan dunia.
Namun, Presiden Prabowo juga tidak menutup mata terhadap masalah-masalah internal yang ada, seperti kemiskinan dan korupsi. “Masih ada banyak saudara-saudara kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kita harus berani mengakui bahwa terlalu banyak kebocoran anggaran dan penyelewengan di negara kita,” katanya.
Dalam konteks politik luar negeri, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia akan memilih jalan damai dan bersahabat dengan semua negara, tanpa terjebak dalam pakta militer. “Kita harus menjadi tetangga yang baik, dengan prinsip anti penjajahan dan penindasan,” tegasnya.
Dengan penuh semangat, Presiden Prabowo menekankan pentingnya kerja keras dan dedikasi untuk mencapai Indonesia emas yang adil dan makmur. “Kita harus ingat bahwa kekuasaan adalah milik rakyat. Mari kita bekerja untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan,” tutupnya dengan harapan bahwa bangsa Indonesia akan bersatu dan berjuang untuk masa depan yang lebih baik.