Jakarta – Hari ini, Republik Indonesia mengukir sejarah baru dengan pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden ke-8 dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Acara pelantikan yang digelar di Gedung MPR/DPR RI ini dihadiri oleh 23 kepala negara serta 11 utusan khusus dari berbagai negara sahabat. Kehadiran para tokoh dari negara sahabat ini memberikan kehormatan besar bagi bangsa Indonesia di tengah kesibukan dan tantangan yang mereka hadapi di negara masing-masing.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada seluruh kepala negara, kepala pemerintahan, dan perwakilan negara sahabat yang hadir. “Atas nama seluruh bangsa dan rakyat Indonesia, saya ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya,” ujar Presiden Prabowo.
Setelah mengucapkan sumpah di hadapan Majelis yang Terhormat, seluruh rakyat Indonesia, dan Tuhan Yang Maha Kuasa, Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk mempertahankan Undang-Undang Dasar dan menjalankan semua peraturan dengan tanggung jawab. “Sumpah tersebut akan kami jalankan dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab dan semua kekuatan yang ada pada jiwa dan raga kami,” tegas Prabowo.
Presiden Prabowo juga menekankan bahwa kepemimpinannya bersama Gibran akan mengutamakan kepentingan seluruh rakyat Indonesia, termasuk mereka yang tidak memilihnya. “Kami akan mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia di atas segala golongan, apalagi kepentingan pribadi kami,” ucapnya tegas.
Dalam pidato yang penuh semangat, Presiden Prabowo mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menjadi bangsa yang berani dan tidak takut menghadapi tantangan yang ada di depan mata. “Kita paham bahwa karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada kita sungguh sangat besar dan beragam, tetapi kita juga harus berani melihat tantangan dan kesulitan yang ada di hadapan kita.”
Presiden Prabowo mengingatkan bahwa kemerdekaan yang diraih Indonesia bukanlah hadiah, tetapi hasil perjuangan dan pengorbanan besar rakyat, terutama dari rakyat kecil. “Kita harus ingat bahwa pengorbanan yang paling besar adalah dari wong cilik, mereka yang memberi makan kepada para pejuang kita,” ucapnya.
Melanjutkan pidatonya, Presiden Prabowo menyoroti sejumlah tantangan internal yang masih dihadapi Indonesia, termasuk korupsi, kolusi, serta kesenjangan ekonomi. Ia menegaskan komitmennya untuk memberantas korupsi melalui perbaikan sistem dan penegakan hukum yang tegas. “Kita harus berani mengakui bahwa masih terlalu banyak kebocoran dan penyelewengan di negara kita. Ini membahayakan masa depan kita.”
Di bidang ekonomi, Presiden Prabowo mencanangkan target ambisius untuk mencapai swasembada pangan dan energi dalam waktu dekat. “Kita tidak boleh tergantung pada sumber makanan dan energi dari luar. Saya yakin paling lambat 4–5 tahun kita akan mencapai swasembada pangan,” katanya optimis.
Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya memperhatikan rakyat miskin dan memastikan subsidi tepat sasaran, serta berjanji untuk memperbaiki kesejahteraan wong cilik. “Kita harus memastikan bahwa setiap anak-anak Indonesia bisa makan bergizi setidaknya sekali sehari. Ini adalah tugas kita.”
Menutup pidatonya, Presiden Prabowo mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dan bekerja sama demi mencapai cita-cita besar bangsa. “Dengan persatuan dan kerja sama, kita bisa mencapai kemakmuran sejati dan menjadikan Indonesia bangsa yang gemah ripah loh jinawi.”
Pelantikan ini menandai awal dari era baru kepemimpinan di Indonesia, dengan harapan besar untuk membawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih sejahtera, mandiri, dan berdaulat.