Oleh : Martha Waromi )*
Pemerintah terus berupaya melindungi masyarakat Papua yang selama ini menjadi korban gerakan separatis, Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kelompok ini harus bertanggung jawab atas penculikan, pembunuhan, dan penghancuran terhadap infrastruktur yang seringkali menyasar desa, sekolah, dan fasilitas kesehatan. Kekejaman yang dilakukan oleh OPM tentunya menjadi alasan mendasar mengapa Pemerintah menganggap OPM sebagai organisasi teroris dan telah mengerahkan militer serta polisi untuk memberantas pemberontakan OPM.
Sebagaimana diketahui, OPM terus saja menebarkan teror kepada masyarakat. Terbaru, OPM menembak pesawat Smart Air PK-SNH di Bandara Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah pada Senin (8/7) lalu. Menurut Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawa, aparat sangat berhati-hati saat melakukan aksi balasan terhadap penyerangan OPM. Para pelaku berlindung di balik ibu dan anak-anak yang dijadikan tameng. Oleh sebab itu, aksi licik OPM ini tentu saja perlu disikapi dengan penegakan hukum secara tegas.
Aspek krusial dalam kasus di Papua ini adalah peran masyarakat lokal dalam mendukung upaya aparat keamanan menumpas OPM. Sekjen Barisan Merah Putih RI sekaligus Tokoh Pemuda Papua, Ali Kabiay mengatakan masyarakat harus mendukung dan mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh aparat TNI maupun Polri, karena OPM menjadi sumber kekacauan dan terlibat dalam serangkaian kekerasan yang merugikan warga sipil, mengancam stabilitas daerah, dan mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat Papua. Keberadaan aparat keamanan terbukti telah membantu menjaga aktivitas keamanan yang berada di tanah Papua sehingga semua aktivitas dapat berjalan dengan aman damai dan sejahtera.
Dukungan masyarakat terhadap aparat keamanan dalam membasmi OPM berasal dari berbagai faktor. Berkaitan dengan faktor keamanan dan stabilitas, banyak masyarakat Papua yang mengalami kekerasan, pemerkosaan, pengungsian, dan gangguan akibat kekejian yang dilakukan oleh OPM. Berkaitan dengan faktor ekonomi, pembangunan ekonomi di Papua seringkali terhambat akibat aksi-aksi teror OPM. Proyek-proyek infrastruktur, investasi, dan pariwisata menderita di wilayah-wilayah yang dilanda pemberontakan. Ketakutan dan ketidakpastian senantiasa menghantui kehidupan sehari-hari masyarakat Papua.
Kolaborasi antara masyarakat lokal dan aparat keamanan di Papua diwujudkan melalui berbagai strategi yang bertujuan untuk melemahkan OPM. Salah satu cara paling signifikan masyarakat mendukung aparat keamanan adalah melalui berbagi informasi intelijen. Pengetahuan lokal mengenai medan, tempat persembunyian OPM, dan pola pergerakan dapat sangat berharga bagi operasi militer. Masyarakat bisa memberikan informasi mengenai kegiatan OPM, membantu pasukan keamanan merencanakan dan melaksanakan operasi yang ditargetkan.
Selain itu, kolaborasi antara masyarakat lokal dengan aparat keamanan juga dilakukan oleh seorang kepala suku di wilayah pegunungan Papua bernama Markus Haluk yang berhasil mengumpulkan dukungan dari berbagai suku untuk bersama-sama memberantas OPM. Bersama dengan tokoh adat lainnya, Markus Haluk membantu aparat keamanan dalam mengurangi aktivitas kelompok OPM melalui sosialisasi anti radikalisme, pembentukan posko keamanan, hingga penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban.
Upaya serupa juga telah dilakukan oleh tokoh Papua yang lain. Tokoh adat asal Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, Hengky Heselo, mengimbau seluruh masyarakat agar tidak merespons ajakan provokatif atau pernyataan dari kelompok separatis yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Seruan dari kelompok separatis dianggap bersifat tidak membangun, bahkan dapat memecah belah dan membawa penderitaan. Hengky menegaskan bahwa di Papua saat ini masyarakat hidup rukun dan damai dengan adanya pembangunan yang intensif dari pemerintah pusat melalui program Otonom Khusus.
Selain itu, Tokoh Adat Lapago, Yuranus Jikwa menyatakan bahwa pihaknya mendukung TNI dan Polri dalam menangani OPM yang kian meresahkan. Yuranus juga menegaskan kepada para anggota kelompok teroris tersebut, khususnya yang berada di wilayah adat Lapago dan Mee Pago agar tidak melakukan penembakan terhadap masyarakat sipil, lalu membuat pernyataan di media yang tidak benar.
Kolaborasi antara masyarakat lokal dan aparat keamanan di Papua mempunyai implikasi yang signifikan terhadap meningkatnya efektivitas operasi keamanan, yang mengarah pada berkurangnya kekerasan di Papua. Kehadiran satuan TNI dan Polri di wilayah-wilayah utama telah memberikan rasa aman bagi masyarakat setempat serta mengurangi kemampuan kelompok separatis untuk melakukan serangan skala besar. Hasilnya, insiden kekerasan menurun sehingga berkontribusi pada lingkungan yang lebih stabil.
Selain itu, kolaborasi dengan masyarkat lokal membantu aparat keamanan dalam memfasilitasi pelaksanaan proyek pembangunan di Papua. Pembangunan jalan raya, sekolah, dan fasilitas kesehatan, sangat penting untuk mengatasi kesenjangan ekonomi yang berkontribusi terhadap konflik. Kehadiran pasukan keamanan memungkinkan proyek-proyek ini berjalan dengan mengurangi risiko serangan atau sabotase. Dengan memperbaiki kondisi kehidupan dan memberikan peluang ekonomi, inisiatif pembangunan ini membantu mengatasi beberapa akar penyebab konflik.
Dukungan masyarakat lokal terhadap aparat keamanan dalam membasmi OPM merupakan aspek penting dalam konflik di Papua. Kolaborasi ini berdampak signifikan terhadap keamanan dan stabilitas masyarakat di kawasan Papua. Pengurangan kekerasan dan perlindungan infrastruktur penting berkontribusi pada lingkungan yang lebih aman, memungkinkan penduduk menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih sedikit rasa takut terhadap serangan. Stabilitas ini sangat penting untuk pelaksanaan proyek pembangunan dan peningkatan kondisi kehidupan.
)* Mahasiswa asal Papua dan kuliah di Bandung