Jakarta – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Telisa Aulia, menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia memiliki multiplier effect yang besar terhadap perekonomian nasional. Menurutnya, karakteristik infrastruktur di Indonesia yang padat karya menjadi salah satu faktor penting yang mendukung penciptaan lapangan kerja, terutama melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) yang digalakkan pemerintah.
“Dampak infrastruktur itu luar biasa. Banyak proyek yang menyerap tenaga kerja, sehingga infrastruktur bukan hanya sekadar membangun fisik, tetapi juga berperan penting dalam menekan angka pengangguran,” ujar Telisa Aulia.
Pihaknya juga menyoroti dorongan pemerintah terhadap penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam pembangunan infrastruktur.
“Pemerintah secara konsisten mendorong pembangunan dengan produk lokal. Ini penting untuk mendukung industri dalam negeri dan menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tambahnya.
Lebih jauh, Telisa menekankan bahwa pembangunan infrastruktur telah meningkatkan efisiensi di berbagai sektor.
“Sebagai masyarakat, kita sudah merasakan efisiensi dari pembangunan infrastruktur ini. Mobilitas lebih lancar, kegiatan ekonomi lebih cepat, dan ini memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Meski infrastruktur seringkali dipandang hanya dari segi fisik, Telisa menekankan bahwa era kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah membawa infrastruktur teknologi ke tingkat yang lebih tinggi.
“Kita tidak boleh lupa bahwa infrastruktur juga berkaitan dengan teknologi. Di era Pak Jokowi, kecepatan internet mengalami percepatan signifikan, dari 4G ke 5G, yang sangat membantu produktivitas dan komunikasi di era digital ini,” katanya.
Perkembangan ekonomi digital juga, menurut Telisa, menjadi salah satu penggerak utama perekonomian nasional.
“Ekonomi digital telah meluas dengan cepat, dan ini semua didukung oleh infrastruktur teknologi yang semakin baik. Peran digitalisasi ini sangat membantu perekonomian nasional, khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing,” imbuh Telisa,
Senada dengan Telisa, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur era Presiden Jokowi mendorong ekonomi inklusif.
“Ada juga hilirisasi dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sampai hari ini sudah ada 22. Kalau kita lihat tersebarnya 15 berada di luar Jawa sehingga mendorong ekonomi inklusif. Capaian tenaga kerjanya tambahannya sudah 122 ribu tenaga kerja”, ujar Susiwijono.
“Berbagai proyek infrastruktur kita, baik PSN maupun kawasan pengembangan ekonomi khususnya KEK atau kawasan memang akan meratakan semua sumber pertumbuhan ekonomi, terutama di luar Jawa”, tambahnya.
“Saat ini dari 22 KEK yang beroperasi, juga 15 ada di luar Jawa, demikian juga dengan beberapa daerah 3T, pemerintah terus mendorong adanya pembangunan sumber ekonomi baru di kawasan perbatasan,” lanjutnya.
Pihaknya menegaskan bahwa Pemerintah tetap mengedepankan infrastruktur agar menjadi hal yang paling penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Desain KEK akan nyambung dengan backbone jalan tol tadi misalkan, sebagai contoh KEK Gresik itu jelas sekali bagaimana sekarang smelternya Freeport yang 1 proyek saja sudah 45T menyerap lebih dari 20 ribu tenaga kerja, nah itu kita hubungkan langsung dengan akses keluar tol dari Manyar di Jawa Timur,” tutupnya.