Oleh: Nana Gunawan *)
Selama 10 tahun terakhir, Presiden Joko Widodo telah berhasil memajukan Indonesia. Pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama Pemerintah baik untuk konektivitas, layanan dasar, pangan, energi, maupun untuk kebutuhan industri. Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur tidak hanya untuk membangun secara fisik tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Berbagai macam pembangunan infrastruktur sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi, mulai dari transportasi, bendungan, hingga proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Keterlibatan Pemerintah dalam memajukan sektor ini telah menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam beberapa tahun terakhir, serangkaian proyek infrastruktur tersebut menciptakan dampak positif pada berbagai aspek kehidupan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional, seperti adanya akses yang lebih baik di berbagai daerah, meningkatkan daya saing daerah, menarik investasi sektor swasta, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Dosen FISIP dari Universitas Bung Karno, Faisyal Chaniago mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 17.000 pulau. Hal ini tentunya membutuhkan konektivitas yang sangat cepat. Maka dari itu, berbagai langkah telah dilakukan oleh Presiden Jokowi guna menghubungkan tiap-tiap daerah di Indonesia dengan melakukan pembangunan infrastruktur. Selama 10 tahun masa kepemimpinan Presiden Jokowi, telah membangun jalan tol, jalan-jalan di pedesaan maupun perkotaan di setiap Provinsi dengan sangat baik. Dari sisi kepulauan, Presiden Jokowi juga telah membangun sekitar 50 pelabuhan baru unruk mengoneksikan antar pulau di seluruh Indonesia.
Penyelesaian proyek infrastruktur ini memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun regional. Untuk infrastruktur jalan, sepanjang 7.800 kilometer (km) berhasil dibangun yaitu 2.094 km jalan tol dan 5.833 km jalan nasional. Kemudian, terdapat pula 25 bandara baru yang dibangun di masa jabatannya. Sedangkan, infrastruktur transportasi umum yang paling membanggakan adalah pembangunan moda transportasi baru seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh, Mass Rapid Transit (MRT), dan Light Rapid Transit (LRT). Selain itu, terdapat juga 42 bendungan yang dibangun selama 10 tahun masa jabatannya dengan target awal sebanyak 60 bendungan yang rencananya akan dibangun.
Faisyal Chaniago menekankan bahwa tujuan dari masifnya pembangunan yang dilakukan Presiden Jokowi agar memeratakan pertumbuhan ekonomi di seluruh daerah di Indonesia. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tidak hanya terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, melainkan harus terjadi di daerah-daerah lainnya. Dampak positif lainnya yaitu terjadinya penurunan biaya produksi yang otomatis akan menurunkan biaya barang. Dengan begitu, secara tidak langsung biaya hidup masyarakat akan ikut menurun.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus dipacu sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ekonomi yang terus mencatatkan pertumbuhan secara berkelanjutan diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ketika Tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik, maka Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia juga akan semakin mampu berkontribusi untuk pembangunan dan perkembangan ekonomi dalam negeri. Maka dari itu, Pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi telah berupaya menumbuhkan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur secara masif.
Upaya tersebut berdampak pada terbukanya lapangan pekerjaan baru, meningkatkan kualitas dan keunggulan SDM, menurunkan tingkat kemiskinan, meningkatkan pemberdayaan dan peningkatan atas akses permodalan bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM), menetapkan kebijakan yang mendukung penghiliran, dan meningkatkan daya tarik investasi. Menurut Faisyal Chaniago, setiap daerah memiliki hak yang sama untuk menikmati pembangunan. Maka, lahirlah jalan-jalan baru seperti Trans Papua, Trans Sumatera, hingga Trans Kalimantan serta pembangunan di bidang-bidang lainnya sehingga berdampak pada pemerataan pembangunan yang manfaatnya bisa dirasakan oleh semua elemen masyarakat. Hal ini juga bisa berdampak pada hilangnya kecemburuan sosial di daerah-daerah lainnya.
Harus diakui pula Presiden Jokowi memang bisa menjaga kestabilan ekonomi di atas lima persen, bahkan lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan global yang hanya sebesar 3,4 persen. Dalam perjalanan 10 tahun Pemerintahan Jokowi, indikator kesejahteraan masyarakatpun semakin meningkat. Hal tersebut dibuktikan dengan turunnya tingkat kemiskinan menjadi 9,03 persen di tahun 2024 dan angka kemiskinan ekstrem juga turun signifikan menjadi 0,83 pada 2024. Pada tahun yang sama, tingkat pengangguran pun ikut turun menjadi 4,8 persen dan lapangan pekerjaan bertambah sebanyak 21,3 juta dalam kurun waktu 10 tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi.
Kemudian, pihaknya berharap dengan adanya pembangunan infrastruktur yang dilakukan Presiden Jokowi secara masif dapat mencapai target Indonesia Emas pada 2045 agar negara Indonesia tidak mengalami kemunduran. Ke depan, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan masyarakat harus terus dipacu melalui optimalisasi segala sumber daya dalam negeri guna menarik dukungan investasi untuk mewujudkan Indonesia yang maju bagi kehidupan masyarakat yang lebih produktif dan sejahtera.
*) Penulis merupakan Pengamat Politik, Nusa Bangsa Institut.