Jakarta – Pimpinan Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus telah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng bersama sejumlah rombongan Takhta Suci Vatikan, Selasa (3/9) siang.
Uskup Roma itu disambut Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Ignatius Kardinal Suharyo, dan Ketua Panitia Kedatangan Paus Fransiskus Ignasius Jonan. Nunsius Apostolik Vatikan untuk Indonesia, Piero Pioppo juga turut menyambut Paus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu.
Menag Yaqut menyebut kesederhanaan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia itu patut dijadikan contoh oleh seluruh umat beragama.
“Saya kira ini luar biasa kesederhanaan beliau. Beliau contohkan bagaimana menjadi pimpinan, karena beliau ini kan bukan hanya pemimpin agama, tetapi juga pemimpin negara,” ujar Yaqut.
Selain itu, imbuhnya, Paus Fransiskus juga sosok pemimpin yang selalu menyampaikan pesan perdamaian antarumat beragama, pasalnya upaya itu kunci toleransi dalam menciptakan kedamaian dunia.
“Saya kira pesan ini nanti akan menjadi pembicara bersama Pak Presiden Jokowi di Istana Negara,” jelasnya.
Ia juga mengatakan agenda kunjungan ke Masjid Istiqlal dirasa akan menjadi peristiwa penting dalam menciptakan perdamaian bagi umat beragama di Indonesia.
“Atas nama pemerintah menyampaikan selamat datang kepada Paus Fransiskus di bumi Indonesia, bumi Pancasila, dan bumi Bhineka Tunggal Ika,” kata Menag Yaqut.
Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir juga mengapresiasi Paus Fransiskus yang memilih menggunakan pesawat komersial ketimbang jet pribadi.
“Di tengah kesibukan dan jadwal yang padat, Paus Fransiskus berkenan berkunjung ke Indonesia dengan menggunakan pesawat komersial dan menempuh perjalanan jauh,” tuturnya.
Pihaknya juga mengapresiasi sikap Paus yang memilih menginap di Kedutaan Vatikan daripada bermalam di hotel mewah. Menurutnya, sikap itu menunjukkan keteladanan dari seorang pemimpin.
Sementara itu, untuk pengamanan Paus Fransiskus selama kunjungan ke Indonesia, Markas Besar TNI dan Polri melakukan penjagaan ketat, termasuk menyiapkan pasukan antiteror hingga penembak runduk atau sniper.
Menurut Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, Laksamana Madya TNI Agus Hariadi, penembak jitu itu disiapkan sesuai dengan standar prosedur operasional (SOP) yang berlaku untuk pengamanan tamu negara.