Oleh: Rizky Pratama Wibisono
Indonesia akan segera memasuki babak baru di bawah kepemimpinan Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto. Sosok perwira tinggi militer tersebut memiliki visi besar dalam mencapai swasembada pangan dan energi, dua sektor vital yang menjadi kunci kemajuan dan kemandirian bangsa.
Dengan program yang ambisius, Presiden Terpilih Prabowo berencana mempercepat pengembangan B50, sebuah inisiatif untuk memperluas penggunaan biodiesel berbahan baku sawit hingga 50%. Pria kelahiran 1951 ini optimis bahwa langkah tersebut akan membuat Indonesia mampu menghemat impor energi hingga Rp 300 triliun lebih setiap tahun.
Keberlanjutan swasembada pangan dan energi bukan hanya sekadar visi pemerintahan baru, tetapi juga merupakan kelanjutan dari program yang telah diletakkan oleh Presiden Joko Widodo.
Pemerintahan Jokowi telah menetapkan fondasi yang kuat untuk mencapai ketahanan pangan dan energi di tengah tantangan krisis global. Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, menegaskan bahwa pemerintah sangat fokus pada upaya tersebut, termasuk melalui berbagai program dan kebijakan yang dirancang untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan dan energi. Menurutnya, program ketahanan pangan yang dijalankan saat ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Dalam hal ketahanan pangan, pemerintahan Presiden Jokowi telah memprioritaskan pengembangan sektor pertanian secara intensif. Upaya ini mencakup peningkatan produktivitas, distribusi yang lebih efisien, serta diversifikasi pangan agar Indonesia tidak hanya bergantung pada satu jenis komoditas.
Program tersebut akan dilanjutkan dan diperkuat oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto bersama Gibran Rakabuming Raka, yang mendampinginya sebagai calon Wakil Presiden. Pemerintahan baru itu akan membawa Indonesia lebih jauh ke arah swasembada, dengan target ambisius untuk mencapai kemandirian pangan dalam lima tahun.
Presiden Terpilih 2024, Prabowo menekankan bahwa kemandirian pangan dan energi adalah kunci utama bagi kemajuan bangsa. Menurut Ketua Umum DPP Partai Gerindra tersebut, jika Indonesia sudah mampu mengamankan pasokan pangan dan energi, tidak ada alasan bagi bangsa ini untuk takut menghadapi tantangan global, termasuk fluktuasi nilai tukar rupiah.
Saat pangan dan energi sudah terjamin, Presiden Terpilih Prabowo berencana memperluas hilirisasi industri guna memberikan nilai tambah lebih besar pada sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.
Dengan hilirisasi, komoditas dalam negeri tidak hanya diekspor sebagai bahan mentah, tetapi juga diolah sehingga menghasilkan produk bernilai tinggi yang dapat meningkatkan pendapatan nasional.
Sejalan dengan pandangan tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menilai bahwa salah satu cara paling efektif untuk mencapai swasembada energi adalah dengan memanfaatkan bioetanol atau tetes tebu (molase) sebagai bahan campuran dalam Bahan Bakar Minyak (BBM).
Konsep ini telah digagas oleh Prabowo Subianto dan kembali digaungkan oleh Erick Thohir sebagai solusi jangka panjang bagi ketergantungan Indonesia terhadap impor energi. Dengan mendorong penggunaan bioetanol, Indonesia bisa memanfaatkan potensi besar dalam sektor pertanian sekaligus mengurangi emisi karbon dan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Inisiatif bioetanol itu akan menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya menuju swasembada energi.
Selain itu, Presiden Terpilih dari Pemilu 2024, Prabowo Subianto berkomitmen untuk mempercepat program swasembada energi melalui pengembangan biodiesel B50. Langkah ini tidak hanya akan mengurangi impor bahan bakar, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi petani kelapa sawit di seluruh Indonesia.
Penggunaan sawit sebagai bahan baku biodiesel akan menciptakan nilai tambah yang lebih besar, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen utama minyak sawit dunia. Dengan demikian, kebijakan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal dan nasional, serta memperkuat ketahanan energi Indonesia di masa depan.
Tidak hanya fokus pada pangan dan energi, pemerintahan Prabowo-Gibran juga menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama. Salah satu program yang akan diusung adalah renovasi besar-besaran terhadap fasilitas pendidikan di seluruh Indonesia, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 20,3 triliun.
Renovasi itu mencakup perbaikan ruang kelas, pengadaan meubelair, serta pembangunan fasilitas sanitasi yang memadai. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, menciptakan lingkungan belajar yang lebih nyaman, dan mendukung pengembangan sumber daya manusia yang unggul di masa depan.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan ini sejalan dengan program pemeriksaan kesehatan gratis yang juga akan diusung oleh pemerintahan Prabowo-Gibran. Pemeriksaan tersebut akan ditargetkan kepada 52,2 juta orang di seluruh Indonesia, mencakup pemeriksaan tensi, gula darah, dan foto rontgen untuk deteksi dini penyakit katastropik. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara menyeluruh, sehingga generasi mendatang bisa tumbuh dengan sehat dan produktif.
Dalam keseluruhan strategi pemerintahan baru ini, fokus utama tetap pada kemandirian bangsa melalui swasembada pangan dan energi. Dengan memperkuat sektor-sektor vital tersebut, Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wapres Terpilih Gibran Rakabuming Raka ingin membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih mandiri, kuat, dan berdaya saing di kancah global.
Semua upaya yang dilakukan ini tidak lepas dari kesinambungan program-program yang telah diletakkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo, sehingga transisi kepemimpinan tersebut diharapkan dapat berjalan mulus dan memberikan manfaat besar bagi seluruh rakyat Indonesia.
*) Pengamat Politik Nasional – Forum Politik Mandala Raya