Setahun Prabowo – Gibran, Program MBG Buktikan Keberpihakan pada Rakyat

Oleh : Gavin Asadit )*

Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi momentum penting untuk menilai arah dan capaian kebijakan nasional yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Di antara berbagai program unggulan yang dijalankan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menempati posisi utama sebagai simbol nyata keberpihakan pemerintah kepada rakyat kecil. Program ini tidak hanya sekadar memberikan bantuan makanan, tetapi juga dirancang sebagai langkah strategis untuk membangun generasi sehat, cerdas, dan produktif, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi nasional dari bawah.

Sejak pertama kali dijalankan pada awal 2025, MBG telah menjangkau puluhan juta penerima manfaat dari berbagai lapisan masyarakat, terutama anak sekolah, balita, ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya. Pemerintah menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa, dengan menanamkan kebiasaan gizi seimbang sejak dini. Data pemerintah menunjukkan bahwa hingga Oktober 2025, realisasi pelaksanaan MBG telah mencapai lebih dari 31 juta penerima manfaat dengan penyerapan anggaran mencapai lebih dari Rp20 triliun.

Presiden Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa MBG adalah investasi strategis bagi pembangunan manusia Indonesia. Menurut Presiden, bangsa yang besar harus memulai pembangunan dari pemenuhan kebutuhan dasar rakyatnya, terutama gizi anak-anak yang menjadi masa depan negara. Presiden menyatakan bahwa “program ini bukan sekadar memberi makan, tetapi memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan tumbuh sehat, kuat, dan cerdas tanpa terkendala masalah ekonomi.” Arahan ini menunjukkan bahwa MBG tidak diposisikan sebagai bantuan sosial biasa, melainkan bagian dari visi besar menuju kedaulatan pangan dan pembangunan sumber daya manusia yang unggul.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turut berperan aktif dalam memastikan pelaksanaan MBG berjalan di seluruh daerah dengan prinsip pemerataan. Dalam berbagai kunjungan ke lapangan, Wapres meninjau langsung dapur MBG di berbagai provinsi untuk memastikan distribusi berjalan adil dan sesuai standar. Gibran menekankan bahwa tidak boleh ada kesenjangan antara kota dan desa dalam hal akses gizi.

Dari sisi kebijakan ekonomi, pemerintah memandang MBG sebagai program dengan dampak berganda bagi perekonomian nasional. Pengadaan bahan pangan untuk program ini melibatkan petani, peternak, dan pelaku usaha kecil di tingkat lokal. Dengan pendekatan tersebut, dana yang digelontorkan tidak hanya menjadi konsumsi, tetapi juga mendorong perputaran ekonomi di tingkat daerah. Pemerintah juga melaporkan bahwa ribuan dapur MBG telah beroperasi di berbagai kabupaten dan kota dengan mempekerjakan puluhan ribu tenaga kerja lokal, sebagian besar berasal dari keluarga prasejahtera. Dengan demikian, MBG tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan memperkuat daya beli masyarakat bawah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut MBG sebagai program pro-rakyat yang telah memberikan dampak positif terhadap pengentasan kemiskinan. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus memperluas cakupan dan memastikan keberlanjutan program ini melalui perencanaan fiskal yang matang. Menurutnya, MBG menjadi contoh konkret bahwa program sosial bisa dikelola secara produktif dan efisien tanpa mengganggu stabilitas anggaran negara.

Pemerintah juga menaruh perhatian besar pada kualitas pelaksanaan program. Presiden Prabowo menginstruksikan agar setiap dapur MBG dilengkapi dengan alat sterilisasi dan fasilitas sanitasi yang memadai, guna memastikan keamanan dan kebersihan makanan yang disajikan kepada anak-anak. Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional telah menetapkan standar gizi yang ketat, termasuk keharusan menyediakan dua jenis lauk setiap hari agar kebutuhan nutrisi anak terpenuhi secara seimbang. Wakil Kepala Badan Gizi Nasional menegaskan bahwa pelaksana program tidak diperbolehkan berorientasi bisnis, karena MBG sepenuhnya adalah bentuk perhatian negara terhadap kesejahteraan rakyat, bukan ruang untuk mencari keuntungan.

Selain dampak sosial, keberadaan MBG juga diharapkan mampu menciptakan perubahan budaya di tengah masyarakat. Pemerintah menginginkan agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya pola makan sehat dan gizi seimbang. Program ini disertai dengan edukasi gizi di sekolah dan komunitas untuk mendorong perubahan perilaku jangka panjang. Dengan cara ini, MBG tidak hanya menyelesaikan masalah gizi sesaat, tetapi menjadi gerakan nasional menuju bangsa yang lebih sehat, tangguh, dan mandiri.

Setelah satu tahun berjalan, sejumlah elemen masyarakat menilai bahwa program MBG telah membuktikan arah keberpihakan yang jelas terhadap rakyat kecil. Keberhasilan ini tidak hanya diukur dari jumlah penerima manfaat, tetapi juga dari meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan negara dalam menghadirkan kebijakan yang menyentuh kebutuhan dasar mereka. Presiden Prabowo berulang kali menegaskan bahwa pemerintahannya akan terus memprioritaskan program-program yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, terutama di bidang gizi, kesehatan, pendidikan, dan peningkatan kesejahteraan.

Ke depan, pemerintah berkomitmen memperkuat tata kelola MBG agar lebih efektif dan transparan. Dengan dukungan anggaran yang lebih besar pada tahun 2026, pemerintah akan memperluas jangkauan program, memperbaiki sistem logistik, dan memperketat pengawasan mutu. Pemerintah juga berencana memperkuat sinergi antara kementerian dan pemerintah daerah agar pelaksanaan lebih efisien dan merata. Dalam pandangan pemerintah, MBG bukan sekadar program sosial, tetapi simbol solidaritas nasional antara negara dan rakyatnya.

Dengan capaian selama satu tahun ini, pemerintahan Prabowo–Gibran menegaskan bahwa keberpihakan bukan sekadar slogan, melainkan komitmen nyata yang diwujudkan melalui kebijakan, anggaran, dan tindakan lapangan. Program Makan Bergizi Gratis menjadi representasi nyata dari janji pemerintahan untuk menghadirkan keadilan sosial, menyejahterakan rakyat, dan membangun generasi emas Indonesia..

)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Kemasyarakatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *