Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: MBG Perkuat Ketahanan Gizi Nasional

Oleh : Ricky Rinaldi )*

Memasuki satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi simbol komitmen pemerintah dalam memperkuat ketahanan gizi nasional dan membangun generasi unggul. Program ini dirancang bukan semata bantuan sosial, melainkan strategi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Sejak diluncurkan, MBG telah menjangkau jutaan peserta didik di berbagai wilayah, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Pemerintah memandang keberhasilan program ini sebagai wujud nyata dari keadilan sosial, di mana setiap anak berhak memperoleh makanan sehat dan bergizi tanpa memandang latar belakang ekonomi. Presiden Prabowo menilai bahwa pembangunan manusia yang sehat dan kuat merupakan dasar dari kemajuan bangsa. Ia menekankan pentingnya memastikan anak-anak Indonesia tumbuh dengan asupan gizi yang cukup, karena masa depan bangsa bergantung pada kualitas generasi muda hari ini.

Dalam setahun pelaksanaan, dampak positif MBG mulai terlihat. Data awal menunjukkan adanya peningkatan kehadiran siswa di sekolah serta penurunan kasus gizi buruk di sejumlah daerah yang menjadi lokasi uji coba. Pemerintah menilai tren ini sebagai bukti bahwa kebijakan berbasis gizi mampu memberikan pengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Lebih dari itu, pelaksanaan MBG turut memperkuat ekonomi lokal dengan melibatkan petani, nelayan, peternak, dan pelaku UMKM sebagai penyedia bahan pangan dan katering sekolah.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa MBG bukan hanya program konsumtif, tetapi juga produktif karena menciptakan perputaran ekonomi rakyat. Setiap piring makan bergizi yang disajikan bagi siswa berarti peluang pendapatan baru bagi masyarakat di sekitar sekolah. Melalui pendekatan ini, pemerintah membangun ekosistem yang saling menguatkan antara gizi, pendidikan, dan ekonomi. Program ini menjadi bagian dari strategi besar memperkuat kemandirian pangan nasional serta mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pokok.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berperan penting dalam memperkuat sistem tata kelola MBG melalui digitalisasi. Pemerintah mengembangkan sistem distribusi berbasis aplikasi untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas. Dengan mekanisme real time, data penerima manfaat dan alur logistik dapat dipantau langsung dari pusat hingga ke sekolah. Pendekatan ini dinilai efektif dalam mengurangi risiko penyimpangan serta mempercepat penanganan kendala di lapangan. Digitalisasi juga membuka ruang bagi partisipasi generasi muda dan sektor swasta dalam mendukung sistem pangan nasional melalui inovasi teknologi.

Sinergi lintas kementerian menjadi kunci keberhasilan program ini. Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan, dan Badan Pangan Nasional berkolaborasi memastikan setiap menu yang disajikan memenuhi standar gizi dan higienitas. Pemerintah daerah diberi keleluasaan menyesuaikan bahan pangan sesuai ketersediaan lokal, sehingga program ini turut menghidupkan ekonomi desa. Di banyak wilayah, sekolah kini menjadi pusat kegiatan sosial yang mempertemukan guru, orang tua, dan pelaku usaha lokal dalam semangat gotong royong.

Selain manfaat langsung pada kesehatan anak, MBG juga membawa efek sosial yang luas. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang meningkat, sementara pelaku ekonomi kecil mendapatkan pasar yang lebih pasti. Banyak daerah mencatat peningkatan permintaan terhadap hasil pertanian, peternakan, dan perikanan lokal. Pola ini menunjukkan bahwa MBG mampu menciptakan efek berganda yang menguntungkan berbagai lapisan masyarakat.

Analisis menunjukkan bahwa kebijakan MBG memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah ketidakpastian ekonomi global. Ketika banyak negara menghadapi ancaman krisis pangan, Indonesia memilih memperkuat produksi dalam negeri dengan memberdayakan rakyat. Langkah ini mencerminkan pendekatan realistis pemerintahan Prabowo–Gibran yang berfokus pada kesejahteraan dan kedaulatan nasional. Pemerintah menempatkan manusia sebagai pusat pembangunan, bukan sekadar objek kebijakan.

Pemerintah juga menyadari pentingnya keberlanjutan program. Presiden Prabowo telah menginstruksikan agar pelaksanaan MBG tetap dijalankan secara konsisten dan bebas dari penyimpangan. Pengawasan lintas instansi diperkuat melalui audit rutin, sementara prinsip transparansi menjadi bagian dari tata kelola publik. Pendekatan ini diharapkan mampu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah serta memastikan manfaat program tersalurkan secara tepat sasaran.

Ke depan, MBG akan diperluas secara bertahap hingga menjangkau seluruh sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Pemerintah juga menyiapkan skema tambahan bagi kelompok rentan non-sekolah seperti lansia dan pekerja berpenghasilan rendah. Dengan cakupan yang semakin luas, MBG diharapkan menjadi fondasi ketahanan gizi nasional sekaligus instrumen pemerataan kesejahteraan.

Satu tahun pelaksanaan MBG menjadi bukti bahwa pemerintahan Prabowo–Gibran berhasil mengubah paradigma kebijakan publik dari sekadar bantuan menjadi investasi sosial jangka panjang. Di tengah situasi dunia yang tidak menentu, langkah pemerintah memperkuat gizi rakyat adalah fondasi ketahanan bangsa yang paling mendasar. Program ini membuktikan bahwa pembangunan sejati dimulai dari manusia yang sehat, berdaya, dan sejahtera.

Dengan arah kebijakan yang konsisten, dukungan masyarakat, serta tata kelola yang semakin baik, MBG diharapkan terus menjadi motor penggerak ketahanan gizi dan kemandirian pangan nasional. Satu tahun pertama pemerintahan Prabowo–Gibran menjadi pijakan awal menuju Indonesia yang lebih kuat, berdaulat, dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat, sebagaimana cita-cita besar yang terus dijaga pemerintah dalam membangun masa depan bangsa.


)* Pengamat Isu-Isu Strategis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *