Refleksi 10 Tahun Pemerintahan Presiden Jokowi, Pertumbuhan Ekonomi Signifikan dan Infrastruktur yang Meluas

Jakarta – Selama satu dekade memimpin Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah telah memberikan dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Menurutnya, infrastruktur yang telah dibangun secara masif berhasil meningkatkan kesejahteraan dan kemudahan hidup bagi rakyat.

Jokowi merinci bahwa pemerintah telah membangun 366.000 kilometer jalan desa, 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 kilometer jalan tol baru, 6.000 kilometer jalan nasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan dan 1,1 juta hektar jaringan irigasi baru.

“Infrastruktur ini membantu menurunkan biaya logistik dari 24 persen menjadi 14 persen pada 2023,” ujar Jokowi.

Penurunan biaya logistik, tambahnya, menjadi salah satu kunci meningkatkan iklim investasi di Indonesia.

Kepala Negara menyatakan bahwa daya saing ekonomi Indonesia telah meningkat pesat.

“Daya saing kita naik dari peringkat ke-55 menjadi peringkat ke-27 pada tahun 2024,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa wilayah Indonesia timur, seperti Papua dan Maluku, mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen, sementara Maluku Utara bahkan tumbuh lebih dari 20 persen.

Selain infrastruktur, beberapa indikator ekonomi utama juga menunjukkan perbaikan selama 10 tahun terakhir. Jokowi mencatat bahwa angka kemiskinan ekstrem berhasil diturunkan dari 6,1 persen menjadi 0,8 persen pada 2024.

Angka stunting turun signifikan dari 37,2 persen menjadi 21,5 persen pada 2023, dan tingkat pengangguran berkurang dari 5,7 persen menjadi 4,8 persen pada 2024.

Presiden Jokowi juga menyoroti keberhasilan pemerintah dalam mengambil alih beberapa aset penting negara yang sebelumnya dikelola pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont.

“Kita ingin kekayaan negara ini dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Jokowi.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, turut melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil di kisaran 5 persen.

“Kontribusi ekonomi Indonesia dalam ekonomi global naik menjadi 2,5 persen, melampaui negara-negara besar seperti Brasil, Prancis, dan Inggris,” ungkap Suharso.

Ia menambahkan bahwa penyediaan lapangan kerja meningkat hampir tiga kali lipat, dari 1,87 juta di tahun 2014 menjadi 4,55 juta di 2023.

“Pemerataan pembangunan juga semakin baik, terlihat dari penurunan rasio gini dari 0,406 pada 2014 menjadi 0,388 pada 2023,” terang Suharso.

**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *