Oleh: Chandra Budi Setyo )*
Kepemimpinan Presiden RI ketujuh, Joko Widodo, dinilai mampu menjadikan partisipasi politik generasi muda mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Generasi muda, yang dulu dianggap pasif dalam politik, kini menjadi motor penggerak perubahan di berbagai lini.
Tren ini menunjukkan bahwa iklim demokrasi di Indonesia semakin sehat dan inklusif. Kepala Negara telah menciptakan ruang yang kondusif bagi anak muda untuk terlibat aktif dalam proses politik, mulai dari tingkat lokal hingga nasional.
Sejak pria kelahiran tahun 1961 ini memimpin, berbagai kebijakan dan program yang mendukung keterlibatan generasi muda dalam politik terus berkembang. Salah satu langkah konkret adalah mendorong pemuda untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum, baik sebagai pemilih maupun calon pemimpin.
Partisipasi politik yang lebih besar ini tidak hanya menunjukkan peningkatan kesadaran politik, tetapi juga menguatkan demokrasi Indonesia dengan memberi tempat bagi perspektif dan inovasi baru dari kelompok usia muda.
Peningkatan partisipasi pemuda dalam politik tidak terlepas dari kemudahan akses informasi yang terjadi di era digital. Sebagai Kepala Negara, Jokowi telah mendorong transformasi digital secara masif, yang berdampak langsung pada keterbukaan informasi politik.
Media sosial, yang menjadi sarana utama komunikasi bagi generasi muda, kini menjadi platform penting dalam menyebarkan ide-ide politik, menyuarakan pendapat, serta melakukan kampanye.
Pria kelahiran Kota Surakarta ini juga memanfaatkan media sosial secara aktif untuk berinteraksi dengan masyarakat, termasuk generasi muda, sehingga menciptakan komunikasi politik yang lebih dekat dan terbuka.
Terlebih, peranan dari para anak muda ternyata begitu penting, utamanya sebagai penggerak partisipasi politik juga bagi kaum marginal yang seringkali menjadi target kepentingan untuk kelompok tertentu, salah satunya dalam dunia politik.
Dosen UIN Saizu Purwokerto bidang Keilmuan Pengembangan Masyarakat, Ageng Widodo menilai bahwa generasi muda dapat ikut berpartisipasi dalam menyuarakan provokasi secara positif dari mana saja, utamanya di media sosial.
Senada, aktivis perempuan, Triasih Kartikowati mengungkapkan bahwa selama ini sudah banyak generasi muda yang mendampingi dan mengedukasi masyarakat marginal untuk meningkatkan partisipasi politik mereka.
Selain itu, program-program yang melibatkan pemuda dalam pengambilan keputusan juga terus digalakkan. Salah satu contoh adalah program pendidikan politik yang diselenggarakan di berbagai daerah, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang sistem demokrasi dan pentingnya partisipasi aktif.
Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, banyak generasi muda yang mulai terlibat dalam organisasi politik, lembaga swadaya masyarakat, dan gerakan sosial yang bertujuan untuk memperkuat demokrasi di tingkat akar rumput.
Kebijakan inklusif yang diterapkan Presiden pertama RI yang bukan berasal dari elite partai politik sekaligus militer ini menciptakan ruang bagi munculnya calon pemimpin muda. Hal ini terlihat dalam banyaknya anak muda yang maju sebagai calon legislatif pada pemilu 2019 dan 2024.
Kehadiran mereka membawa energi baru dalam dunia politik Indonesia, menawarkan gagasan-gagasan segar yang lebih relevan dengan perkembangan zaman. Kehadiran generasi muda di panggung politik tidak hanya menambah dinamika politik, tetapi juga memperkaya kualitas demokrasi dengan hadirnya beragam perspektif.
Selain partisipasi dalam pemilihan, generasi muda juga terlibat dalam berbagai gerakan politik yang memperjuangkan isu-isu penting, seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan keadilan sosial.
Di era pemerintahan Presiden Jokowi, kebebasan berekspresi dan berpendapat tetap terjaga, memungkinkan pemuda untuk menyuarakan aspirasi mereka melalui demonstrasi damai, kampanye daring, hingga pembuatan petisi.
Sikap pemerintah yang menghargai kebebasan ini menunjukkan adanya kematangan dalam berdemokrasi, di mana perbedaan pandangan politik dapat diterima dan diproses secara damai dan konstruktif.
Tidak hanya melalui jalur politik formal, banyak generasi muda yang memilih untuk berkontribusi melalui gerakan sosial dan inisiatif komunitas. Kepedulian mereka terhadap isu-isu seperti pendidikan, lingkungan, dan kesejahteraan sosial menjadi bukti nyata bahwa anak muda tidak lagi apatis terhadap masa depan bangsa. Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, inisiatif-inisiatif ini mendapat dukungan dalam bentuk kebijakan yang memberdayakan komunitas lokal dan memperkuat masyarakat sipil.
Tren meningkatnya partisipasi politik generasi muda juga menjadi sinyal positif bagi masa depan demokrasi Indonesia. Dengan munculnya kesadaran politik yang lebih luas di kalangan anak muda, demokrasi Indonesia akan semakin kuat dan responsif terhadap tantangan zaman.
Pemimpin bangsa ini telah membuka jalan bagi generasi penerus untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pemain aktif dalam menentukan arah pembangunan dan kebijakan negara.
Dalam era kepemimpinan Presiden ini, demokrasi Indonesia tidak hanya berjalan di atas landasan stabilitas, tetapi juga memberi ruang luas bagi kebebasan dan partisipasi publik, terutama generasi muda.
Kondisi ini menunjukkan bahwa iklim demokrasi yang sehat bukan hanya tentang kebebasan formal, tetapi juga tentang partisipasi aktif semua elemen masyarakat. Dengan keterlibatan pemuda yang semakin meningkat, masa depan demokrasi Indonesia tampak lebih cerah dan inklusif.
)* Pengamat Politik Lembaga Gala Indomedia