Oleh : Aulia R
Dalam era yang terus berkembang ini, tantangan utama bagi kota-kota besar adalah membangun sistem transportasi yang tidak hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan. Berbagai inisiatif telah diambil untuk mengurangi dampak negatif transportasi terhadap lingkungan, salah satunya adalah pengembangan sistem pada Ibu Kota Nusantara (IKN). Sistem ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan mobilitas, tetapi juga untuk mengurangi jejak karbon dan mempromosikan keberlanjutan.
Pemerintah tengah berupaya membangun sebuah ibu kota yang modern dan berkelanjutan, penerapan sistem transportasi yang ramah lingkungan menjadi salah satu fokus utama. Dengan memperhatikan berbagai aspek, termasuk efisiensi, keamanan, dan dampak lingkungan, langkah-langkah yang diambil dalam mengembangkan sistem transportasi ibu kota baru ini memiliki implikasi besar bagi masa depan perkotaan di Indonesia.
Pemindahan ibu kota Indonesia ke wilayah Kalimantan merupakan proyek ambisius yang bertujuan untuk mengatasi masalah kepadatan dan keruwetan di Jakarta serta untuk meratakan pembangunan di seluruh negeri. Salah satu aspek penting dari proyek ini adalah pengembangan sistem transportasi yang efisien dan berkelanjutan di ibu kota baru tersebut. Dengan memperhatikan pelajaran dari ibu kota sebelumnya dan mengadopsi teknologi terkini, pemerintah berusaha membangun sebuah sistem transportasi yang ramah lingkungan dan modern.
Presiden RI meresmikan era baru dalam transportasi di Kawasan IKN, Kalimantan Timur pada 21 Desember 2023. Langkah ini menjadikan IKN sebagai kawasan hijau dengan transportasi, listrik, dan energi yang ramah lingkungan. Yaitu, mewujudkan pembangunan IKN dengan konsep Forest City.
Presiden RI, Joko Widodo mengatakan bahwa hal ini bukan hanya sebatas inisiatif, tetapi juga menjadi simbol komitmen dalam mempercepat pengembangan sistem transportasi publik berbasis listrik, peluncuran transportasi ramah lingkungan ini menandai sebuah terobosan besar dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat di Kawasan Ibu Kota Nusantara.
Salah satu fokus utama dalam pengembangan sistem transportasi ibu kota baru adalah penggunaan kendaraan berbasis listrik. Ini mencakup pengoperasian bus listrik, kereta api listrik, dan sistem transportasi umum lainnya yang menggunakan energi terbarukan. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, sistem transportasi ini dapat secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara.
Sebagai bagian dari visi untuk menciptakan kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, pemerintah ibu kota baru juga mengembangkan jaringan sepeda dan trotoar yang luas dan nyaman. Ini tidak hanya memberikan alternatif transportasi yang sehat dan ramah lingkungan, tetapi juga meningkatkan keamanan bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda.
Penggunaan teknologi pintar seperti sensor lalu lintas, sistem manajemen lalu lintas terpusat, dan aplikasi perjalanan cerdas menjadi bagian integral dari sistem transportasi ibu kota baru. Dengan menggunakan data real-time, sistem ini dapat mengoptimalkan aliran lalu lintas, mengurangi kemacetan, dan mempercepat waktu perjalanan bagi penduduk dan pengunjung.
Selain itu, pemerintah juga mendorong penggunaan transportasi berbagi seperti carpooling, ridesharing, dan penyewaan kendaraan berbasis aplikasi. Dengan memanfaatkan sumber daya transportasi yang ada secara lebih efisien, sistem ini tidak hanya mengurangi kemacetan, tetapi juga membantu mengurangi jumlah kendaraan di jalan dan dampaknya terhadap lingkungan.
Kendaraan berbahan bakar fosil (bensin) dilarang berkeliaran di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN). Deputi Bidang Fasilitas dan Infrastruktur Otorita IKN, Silvia Halim mengatakan berdasarkan regulasi, seluruh moda transportasi di IKN Nusantara harus ramah lingkungan, kebijakan menghadirkan kendaraan ramah lingkungan ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkan emisi nol bersih di tahun 2045.
Ini memberikan manfaat terhadap alam, dengan mengadopsi kendaraan berbasis listrik dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, sistem transportasi ibu kota baru berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim.
Dapat mengurangi polusi udara dari kendaraan bermotor, sistem transportasi ramah lingkungan ini juga dapat meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, mengurangi risiko penyakit pernapasan dan kardiovaskular.
Dengan menyediakan berbagai opsi transportasi yang efisien dan terjangkau, sistem transportasi ini meningkatkan mobilitas penduduk, memungkinkan akses yang lebih mudah ke tempat kerja, pendidikan, dan rekreasi, serta memperkuat konektivitas antara berbagai wilayah di ibu kota baru. Secara keseluruhan, penerapan sistem transportasi ibu kota Nusantara merupakan langkah maju dalam membangun sebuah kota yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan manusiawi.
Sistem Transportasi pada IKN menjanjikan solusi yang inovatif dan efisien untuk tantangan transportasi modern. Dengan mengintegrasikan berbagai mode transportasi, memanfaatkan teknologi terbaru, dan mempromosikan keberlanjutan, IKN membuka jalan menuju kota-kota yang lebih hijau, sehat, dan modern.
Meskipun memiliki banyak manfaat, penerapan sistem transportasi ibu kota Nusantara juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Mulai dari pembiayaan yang besar hingga koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan, ada banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang dan melaksanakan sistem transportasi yang efisien dan berkelanjutan ini. Namun demikian, dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, dukungan dari sektor swasta, dan partisipasi aktif dari masyarakat, tantangan-tantangan ini dapat diatasi.
Penerapan sistem transportasi di ibu kota Nusantara merupakan langkah penting dalam membangun sebuah kota yang modern, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Dengan memperhatikan berbagai aspek, termasuk efisiensi, keamanan, dan dampak lingkungan, sistem transportasi ini berpotensi menjadi model untuk perkotaan masa depan di Indonesia dan di seluruh dunia. Namun, untuk mencapai visi ini, diperlukan komitmen dan kerja sama dari semua pihak terkait, serta konsistensi dalam implementasi kebijakan yang mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan.
)* Penulis adalah Pengamat Lingkungan