Oleh : Ester Magai )*
Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk menumpas Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas keamanan dan mewujudkan keberlanjutan pembangunan nasional di Papua. Penindakan terhadap OPM, menjadi langkah penting dalam memastikan terciptanya kedamaian serta kelancaran pembangunan di wilayah yang kerap dilanda konflik tersebut.
Upaya terbaru yang dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz 2024 menunjukkan keberhasilan dalam menangkap pelaku-pelaku penting yang mendukung aksi kriminal di Papua. Salah satu kasus yang menonjol adalah penangkapan Maais Herlik Imburi, pemasok amunisi bagi kelompok bersenjata di wilayah tersebut. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani, menyatakan bahwa penangkapan Maais Imburi di Nabire merupakan hasil pengembangan dari penyelidikan intensif terhadap Jemmy Magai Yogi, seorang tokoh penting dalam OPM.
Jemmy Magai Yogi sendiri ditangkap beberapa hari sebelumnya, ketika tengah dalam perjalanan dari Nabire menuju Paniai. Jemmy, yang dikenal sebagai Kepala Staf Angkatan Darat WPA Divisi II Pemka IV Paniai, ditangkap bersama dengan 104 butir amunisi yang disita sebagai barang bukti. Dari hasil penyelidikan terhadap Jemmy, Satgas berhasil menemukan informasi tentang Maais Imburi yang bertindak sebagai penyuplai amunisi bagi OPM.
Dalam penangkapan Maais Imburi, petugas berhasil mengamankan berbagai jenis amunisi, termasuk 37 butir peluru berkaliber 5,56 mm dan 18 butir peluru berkaliber 38 mm, serta beberapa peluru senapan angin jenis PCP. Tidak hanya itu, petugas juga menemukan sejumlah uang tunai dalam berbagai mata uang, seperti rupiah, ringgit Malaysia, rial Qatar, won Korea, dan peso. Barang bukti ini menunjukkan bahwa jaringan kriminal bersenjata tersebut mendapatkan dukungan finansial dari sumber yang luas dan beragam.
Penangkapan ini menjadi bukti bahwa pemerintah terus berusaha mempersempit ruang gerak kelompok bersenjata yang kerap merusak stabilitas di Papua. Dengan menekan jalur suplai amunisi dan logistik, diharapkan kemampuan OPM untuk melakukan serangan semakin terbatas, sehingga menciptakan kondisi yang lebih aman bagi masyarakat Papua.
Di sisi lain, Pemerintah Provinsi Papua terus mendorong pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat adat sebagai mitra strategis. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Papua, Musa Isir, menegaskan pentingnya peran masyarakat adat dalam menjaga ketahanan sosial dan budaya, yang menjadi fondasi bagi pembangunan yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Pemerintah melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (PMK) dan Adat Provinsi Papua telah menggelar berbagai pertemuan dengan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat adat. Pertemuan ini bertujuan agar masyarakat adat lebih aktif dalam mendukung program-program pembangunan, terutama di daerah pedesaan yang memiliki potensi besar dalam mengembangkan sektor sosial, budaya, dan ekonomi.
Sebagai contoh, pertemuan dengan tokoh-tokoh adat dari wilayah Saereri, yang mencakup Kabupaten Biak, Supiori, Kepulauan Yapen, dan Waropen, telah menghasilkan langkah-langkah strategis untuk mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam pembangunan berkelanjutan. Sinergi ini diharapkan tidak hanya dapat menjaga stabilitas sosial, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan ekonomi yang berbasis pada potensi lokal.
Upaya pemberantasan OPM dan kelompok bersenjata lainnya di Papua adalah bagian integral dari misi besar pemerintah untuk menciptakan keamanan nasional dan memfasilitasi pembangunan di wilayah-wilayah yang rawan konflik. Keberhasilan pemerintah dalam menangkap tokoh-tokoh penting dalam jaringan OPM menunjukkan komitmen yang kuat dalam menegakkan hukum dan keamanan.
Selain itu, pemerintah juga terus mendorong partisipasi aktif masyarakat adat dalam pembangunan sebagai bentuk pendekatan yang lebih inklusif. Masyarakat adat di Papua memiliki peran penting dalam menjaga kearifan lokal, yang harus diintegrasikan ke dalam program pembangunan berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat adat, diharapkan pembangunan di Papua dapat berjalan harmonis dengan kebutuhan sosial dan budaya setempat.
Namun, untuk mewujudkan keberlanjutan pembangunan di Papua, diperlukan stabilitas nasional yang terjaga dengan baik. Oleh karena itu, aparat keamanan di Papua harus tetap waspada dan bekerja keras untuk mencegah gangguan dari pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi konflik demi kepentingan kelompok tertentu. Dukungan seluruh elemen masyarakat juga diperlukan dalam menjaga ketertiban dan keamanan selama proses pemberantasan OPM berlangsung.
Dengan langkah-langkah konkret yang terus dilakukan oleh pemerintah dan aparat keamanan, diharapkan Papua dapat segera terbebas dari ancaman kelompok bersenjata dan OPM, sehingga fokus pembangunan bisa lebih terarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Indonesia memiliki visi besar untuk menjadikan Papua sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang seimbang, adil, dan merata.
Partisipasi aktif masyarakat adat, ditambah dengan kerja keras pemerintah dalam menjaga stabilitas keamanan, menjadi modal utama untuk mewujudkan Papua yang damai dan sejahtera. Keberlanjutan pembangunan di wilayah ini sangat bergantung pada upaya kolektif dalam mengatasi masalah keamanan dan sosial, serta kesungguhan semua pihak untuk bekerja sama dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi Papua dan seluruh Indonesia.
Dalam konteks ini, upaya pemerintah untuk memberantas OPM tidak hanya penting untuk menjaga keamanan, tetapi juga untuk memastikan bahwa Papua bisa terus berkontribusi secara optimal dalam pembangunan nasional, demi tercapainya Indonesia yang lebih maju dan sejahtera
)* Penulis merupakan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik