Oleh : Davina Gunawan )*
Saat ini Pemerintah sedang mempersiapkan kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia. Setelah menunggu selama tiga tahun, Pemimpin Gereja Katolik ini dijadwalkan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 2-6 September mendatang. Untuk menyambut kedatangannya, Pemerintah terus melakukan persiapan kunjungan baik bersama Takhta Suci Vatikan maupun dengan pemangku kepentingan terkait.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia memiliki arti penting bagi bangsa. Tidak hanya bagi umat Katolik saja, tetapi juga bagi seluruh umat beragama. Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat pesan toleransi, persatuan, dan perdamaian dunia, khususnya Indonesia. Tidak hanya itu, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan momentum penting untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Vatikan dan menjadikan Indonesia sebagai barometer kehidupan beragama yang rukun dan damai.
Persiapan untuk kunjungan Paus Fransiskus diharapkan akan berjalan dengan baik. Pemerintah juga telah bekerja sama dengan Vatikan untuk memastikan bahwa kunjungan ini berjalan dengan sukses karena merupakan momen penting bagi Indonesia terutama dalam konteks dialog antar agama dan kerukunan sosial. Untuk mendukung kelancaran kunjungan tersebut, Pemerintah telah melakukan berbagai persiapan termasuk pengaturan keamanan yang ketat dan penyediaan fasilitas yang memadai demi menjaga keselamatan Paus Fransiskus selama berada di Indonesia.
Menteri Agama, Yaqut Cholil mengatakan bahwa Paus Fransiskus bisa menjadi inspirasi semua pihak bahwasanya agama mengajarkan kasih sayang, termasuk kasih sayang antar umat manusia. Hal ini tentunya sejalan dengan tugas Kementerian Agama untuk menjamin semua umat beragama di Indonesia dapat beribadah dengan tenang dan menjalani kehidupan yang damai.
Plt Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Janedjri M. Gaffar mengatakan Pemerintah akan memastikan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dapat berjalan dengan tertib, aman, dan lancar. Janedjri memberikan atensi khusus pada dua kegiatan saat kunjungan Paus Fransiskus, yaitu kelancaran rangkaian kegiatan Paus Fransiskus di Jakarta dan kegiatan Paus Fransiskus di Timor Leste yang berpotensi menimbulkan pergerakan WNI dari NTT ke Dilli.
Menurutnya, pergerakan WNI dari NTT ke Dilli dalam jumlah yang besar tentunya memerlukan pengelolaan karena akan terkait dengan aspek keamanan, kesehatan, dan kesiapan logistik sehingga dibutuhkan langkah-langkah antisipasi oleh Kementerian/Lembaga serta stakeholder terkait.
Janedjri juga mengatakan bahwa terdapat potensi permasalahan baru yaitu adanya kegiatan Misa Paus Fransiskus di Vanimo, Papua Nugini yang hanya berjarak 2 jam dari Jayapura. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan gelombang pergerakan WNI dari Jayapura ke Vanimo yang harus dikelola dengan baik dan terstruktur.
Sekretaris Umum Panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dari KWI, Romo Siswantoko mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir karena rangkaian kegiatan Paus Fransiskus di Jakarta telah dipersiapkan secara optimal oleh panitia dengan Kementerian dan Lembaga terkait. Penggunaan Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) telah dipastikan pemanfaatannya untuk Misa Kudus yaitu di Stadion Utama GBK dan Stadion Madya A. dengan total masyarakat yang akan hadir sebanyak 87.662 orang.
Selain itu, Pemerintah melalui Tim Ditjen Bimas Islam juga telah melakukan koordinasi dengan pihak di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia – Timor Leste guna memperketat pengamanan di wilayah perbatasan. Koordinasi juga dilakukan dengan pihak Keuskupan Atambua, Keuskupan Agung Kupang, Pemerintah Prov. NTT, Pemerintah Kabupaten di perbatasan seperti Kab. Belu, Kab. Malaka, dan Kab. TTU. Koordinasi tersebut membahas sejumlah isu penting, antara lain adanya kemungkinan puluhan ribu umat Katolik yang akan melakukan ziarah iman ke Timor Leste jelang kunjungan Paus Fransiskus.
Di sisi lain, Mabes Polri ikut mempersiapkan pengamanan saat kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Kepala Biro Penmas Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan kepolisian akan mengerahkan total 4.520 personel dalam rangka persiapan dan pengamanan kedatangan Paus pada 3-6 September mendatang. Pengamanan tersebut dilakukan melalui Operasi Tribata Jaya yang akan dimulai pada 2-7 September 2024.
Tidak hanya Pemerintah dan aparat keamanan saja bertanggung jawab melancarkan kegiatan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, seluruh elemen masyarakat juga harus memiliki peran dalam menyukseskan kegiatan tersebut. Diharapkan umat Katolik di Indonesia bisa mengikuti Misa dengan baik dan lancar. Masyarakat pun harus taat dan menjaga ketertiban dengan menuruti semua imbauan yang diberikan oleh pihak gereja maupun pihak Paus Fransiskus itu sendiri.
Dengan berbagai persiapan yang dilakukan oleh berbagai pihak secara baik dan matang, Pemerintah dinilai sudah siap menyambut kedatangan Paus Fransiskus dengan antusiasme yang tinggi. Diharapkan, kunjungan ini juga dapat memberikan kesan mendalam serta memperkuat hubungan antarumat beragama di Tanah Air.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara