Pemerintah Perkuat Distribusi Bantuan Harian untuk Korban Bencana Sumatera

Oleh: Juana Syahril *)

Pemerintah memastikan pengiriman bantuan logistik kemanusiaan ke wilayah terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat berjalan secara konsisten dengan rata-rata volume mencapai 100 ton per hari. Distribusi bantuan ini dilakukan melalui Posko Banjir Sumatra yang berlokasi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebagai pusat pengumpulan, pengelolaan, dan penyaluran logistik nasional. Langkah tersebut mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat terdampak secara berkelanjutan.

Hingga saat ini, total logistik yang telah masuk ke posko tersebut mencapai 1.326 ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.266 ton telah berhasil disalurkan langsung ke masyarakat terdampak di berbagai wilayah. Sementara itu, sekitar 100 ton disiapkan sebagai buffer stock untuk menjaga kesinambungan distribusi bantuan apabila terjadi peningkatan kebutuhan atau kendala akses di lapangan. Skema ini menjadi bagian dari perencanaan pemerintah agar pasokan logistik tetap aman dan terkendali setiap hari.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa pengiriman bantuan dilakukan secara intensif dan terjadwal untuk memastikan masyarakat menerima dukungan tepat waktu. Pemenuhan kebutuhan pangan dan nonpangan menjadi fokus utama pemerintah, mengingat masih besarnya jumlah warga yang membutuhkan bantuan di fase tanggap darurat dan transisi menuju pemulihan. Dengan kepastian pengiriman harian sebesar 100 ton, pemerintah berupaya menjaga stabilitas suplai logistik di seluruh wilayah terdampak.

Distribusi bantuan ke Aceh dilakukan melalui kombinasi jalur udara dan darat guna menjangkau wilayah dengan tingkat kerusakan infrastruktur yang beragam. Sebanyak 22 sorti penerbangan udara telah dikerahkan untuk menopang kebutuhan logistik, terutama ke daerah yang belum sepenuhnya dapat diakses melalui jalur darat. Pendekatan ini memastikan bantuan tetap dapat menjangkau masyarakat meskipun menghadapi tantangan geografis dan kondisi jalan yang belum pulih sepenuhnya.

Sementara itu, penyaluran bantuan ke Sumatera Utara dan Sumatera Barat sebagian besar dilakukan melalui jalur darat. Pemulihan sejumlah ruas jalan nasional memungkinkan arus distribusi berjalan lebih lancar dan efisien. Penyaluran logistik sebesar 1,8 ton ke Sumatera Utara dan 1,3 ton ke Sumatera Barat menunjukkan bahwa pemerintah secara adaptif memanfaatkan akses yang telah kembali berfungsi untuk mempercepat distribusi bantuan kepada masyarakat.

Tiga pekan setelah bencana melanda, data BNPB mencatat sebanyak 498.447 jiwa masih berada dalam kondisi mengungsi. Kondisi ini menjadi dasar bagi pemerintah untuk terus mempertahankan pola pengiriman bantuan logistik dalam skala besar dan berkesinambungan. Bantuan tidak hanya difokuskan pada warga yang berada di pengungsian, tetapi juga menjangkau masyarakat yang telah kembali ke rumah atau sementara tinggal di rumah kerabat. Dengan demikian, pemenuhan kebutuhan pangan dan sandang dapat dirasakan secara merata.

Di wilayah tengah Aceh, pemerintah menghadapi tantangan akses darat yang belum sepenuhnya pulih, khususnya di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Meski kendaraan roda empat belum dapat melintasi seluruh jalur, pemerintah memastikan ketersediaan bahan pokok tetap terjaga. Sebagai langkah antisipatif, bantuan pangan berupa 10 ton beras telah disimpan di wilayah Rembele untuk menjamin pasokan bagi masyarakat di dua kabupaten tersebut. Strategi ini menjadi bukti kesiapsiagaan pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan di daerah dengan akses terbatas.

Selain memastikan distribusi logistik berjalan setiap hari, pemerintah juga mempercepat perbaikan infrastruktur pendukung, terutama ruas jalan yang rusak akibat banjir. Sejumlah jalur utama ditargetkan dapat kembali dilalui kendaraan roda dua dan roda empat pada akhir Desember. Dengan terbukanya akses jalan secara bertahap, arus logistik, mobilitas masyarakat, serta pengiriman alat berat dapat berjalan lebih optimal, sehingga proses pemulihan wilayah terdampak dapat dipercepat.

Dukungan lintas kementerian dan lembaga turut memperkuat kepastian pengiriman bantuan harian tersebut. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahwa pengiriman bantuan di wilayah Sumatera dilakukan secara bertahap, terencana, dan terkoordinasi. Kementerian Pertanian terus berkolaborasi dengan BNPB, kementerian koordinator terkait, Kementerian Dalam Negeri, TNI, serta Kementerian Pertahanan untuk memastikan distribusi bantuan menjangkau lokasi terdampak secara cepat dan tepat.

Sinergi antara Kementerian Pertanian dan TNI juga berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional di tengah situasi bencana. Dukungan logistik pangan difokuskan pada daerah dengan akses terbatas agar masyarakat tetap mendapatkan pasokan yang cukup. Komitmen ini menegaskan bahwa pengiriman bantuan tidak hanya bersifat respons darurat, tetapi juga bagian dari upaya menjaga stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat terdampak.

Dengan kepastian pengiriman rata – rata 100 ton bantuan logistik setiap hari, dukungan lintas sektor yang solid, serta percepatan perbaikan infrastruktur, pemerintah optimistis kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dapat terus terpenuhi. Langkah ini mencerminkan kehadiran negara secara nyata dalam memastikan proses pemulihan berjalan lebih cepat, merata, dan berkelanjutan.

)* Penulis adalah Mahasiswa Bogor tinggal di Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *