Oleh : Tyas Permata Wiyana )*
Seluruh elemen masyarakat hendaknya mampu bersama-sama dalam menjaga keharmonisan meski di tengah terjadinya perbedaan pilihan serta menyambut gelaran pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2024 yang menjadi salah satu momen penting dalam sejarah demokrasi Indonesia dengan penuh semangat dan kegembiraan.
Ajang kontestasi politik tersebut tidak hanya sekadar memilih pemimpin lokal, namun juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk menunjukkan kedewasaan politik dalam menghadapi perbedaan pilihan.
Kehadiran Pilkada yang berlangsung setiap lima tahun sekali menjadi simbol dari demokrasi yang sehat dan partisipatif, di mana suara rakyat menjadi penentu masa depan daerah mereka. Di tengah berbagai persiapan, menjaga keharmonisan sosial dan menyambut pesta demokrasi tersebut dengan semangat gembira menjadi tanggung jawab semua pihak.
Kementerian Agama di berbagai daerah pun telah mengambil langkah untuk menjaga kerukunan antar masyarakat menjelang Pemilihan Kepala Daerah. Kepala Kantor Kemenag Subulussalam, Marwan, dengan tegas menyerukan pentingnya menjaga keharmonisan di tengah perbedaan pilihan politik.
Baginya, Pilkada merupakan kesempatan bagi rakyat untuk menyalurkan hak pilih mereka secara bebas, namun dalam suasana yang tetap ceria dan penuh kegembiraan. Marwan menilai bahwa Pilkada bukanlah momen untuk menciptakan perpecahan atau perselisihan, tetapi justru untuk memperkuat persatuan.
Masyarakat diajak untuk tetap fokus pada tujuan utama dari pesta demokrasi tersebut, yaitu memilih pemimpin yang mampu membawa kemajuan bagi daerah mereka, tanpa perlu memperdebatkan pilihan politik dengan cara yang negatif.
Marwan juga mengapresiasi tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada sebelumnya yang berlangsung aman dan damai. Ia yakin bahwa dengan semangat kerukunan yang sama, Pilkada 2024 akan dapat berjalan dengan lancar dan menjadi contoh bagi daerah lain di seluruh Indonesia.
Kerja sama antar elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga aparat keamanan, sangat penting untuk menciptakan suasana yang kondusif selama proses Pemilihan Kepala Daerah itu berlangsung. Melalui edukasi yang terus dilakukan, diharapkan masyarakat semakin bijak dalam memahami bahwa perbedaan pilihan politik tidak boleh menjadi alasan untuk memutus tali persaudaraan.
Berbagai pihak juga mengupayakan hal serupa di seluruh wilayah, termasuk di Kediri, upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat juga terus dilakukan oleh aparat keamanan setempat.
Polsek Kediri Kota melalui patroli Harkamtibmas secara rutin mengamankan wilayah strategis guna memastikan situasi tetap kondusif. AKP Nanang Sugianto menjelaskan bahwa langkah tersebut diambil untuk mencegah potensi gangguan keamanan yang dapat merusak suasana pesta demokrasi tersebut.
Menurutnya, kehadiran aparat keamanan bukan hanya untuk menjaga ketertiban, tetapi juga memberikan rasa aman kepada masyarakat agar dapat berpartisipasi dengan semangat yang riang.
Nanang menyampaikan bahwa patroli tersebut juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama di kalangan masyarakat, bahwa menjaga keamanan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas aparat semata.
Patroli yang dilakukan oleh Polsek Kediri Kota juga berfungsi untuk meminimalisir kejahatan jalanan seperti kasus pencurian dan perampokan yang mungkin terjadi di masa menjelang Pilkada.
Dengan adanya patroli rutin, masyarakat diharapkan lebih waspada dan menjaga lingkungan sekitarnya. Koordinasi dengan petugas keamanan setempat dan tokoh masyarakat juga terus diperkuat, guna memastikan bahwa segala potensi gangguan dapat dicegah sedini mungkin.
Langkah tersebut terbukti efektif dalam menciptakan rasa aman dan nyaman bagi warga Kediri, yang diharapkan dapat memberikan contoh bagi daerah lain dalam menyambut Pilkada Serentak 2024 dengan penuh antusiasme.
Kemudian pada tingkat nasional, ajakan untuk menjaga kerukunan dan semangat kebersamaan juga disuarakan oleh tokoh-tokoh politik. Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan atau Zulhas, menekankan pentingnya merayakan Pilkada dengan penuh kegembiraan dan rasa saling menghormati.
Zulhas memandang Pilkada sebagai pesta demokrasi yang seharusnya dirayakan dengan sukacita, tanpa adanya ujaran kebencian atau permusuhan. Perbedaan pilihan politik, baginya, adalah hal yang wajar dan tidak boleh dijadikan alasan untuk saling mencela atau memicu konflik di antara sesama.
Zulhas juga mengajak masyarakat untuk tetap menjalin persahabatan meskipun mendukung kandidat yang berbeda. Menurutnya, esensi dari demokrasi adalah memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk memilih sesuai dengan hati nuraninya, tanpa harus menekan atau menyalahkan pihak lain.
Zulhas percaya bahwa pesta demokrasi di Indonesia telah berkembang menjadi lebih matang, di mana masyarakat semakin memahami pentingnya menjaga keharmonisan di tengah perbedaan. Pilkada 2024 adalah kesempatan emas bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menunjukkan bahwa demokrasi di tingkat lokal dapat berjalan dengan damai, meriah, dan penuh optimisme.
Demokrasi yang sehat adalah ketika setiap pihak, baik yang menang maupun yang kalah, mampu menerima hasil dengan lapang dada dan tetap menjaga persatuan di antara sesama.
Keharmonisan yang terjaga selama masa kampanye dan pelaksanaan Pilkada sangat penting untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi proses politik yang adil dan jujur. Di berbagai daerah, masyarakat terus menunjukkan bahwa perbedaan pilihan tidak harus menjadi hambatan untuk bersatu.
Sebaliknya, perbedaan tersebut dapat menjadi kekuatan yang memperkaya proses demokrasi dan menjadikan ajang kontestasi politik lokal tersebut semakin dinamis dan inklusif. Kehadiran tokoh-tokoh masyarakat, aparat keamanan, dan organisasi keagamaan yang aktif berperan menjaga stabilitas sosial juga merupakan salah satu faktor utama kesuksesan Pilkada di banyak daerah.
Melalui semangat gotong royong, saling menghargai, dan merayakan perbedaan dengan gembira, Pilkada 2024 diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat persatuan bangsa. Masyarakat dari berbagai kalangan telah menunjukkan bahwa Pilkada tidak hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang merayakan demokrasi yang adil dan damai.
)* Penulis adalah Kontributor Persada Institute