Oleh : Ahmad Dzul Ilmi Muis )*
Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi titik bagi pertumbuhan transformasi ekonomi hijau Tanah Air. Karena hal tersebut sejalan dengan bagaimana visi masa depan Pemerintah Republik Indonesia (RI) yang menciptakan sebuah kota maju berkelanjutan.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) sangat meyakini bahwa kualitas udara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara bahkan jauh lebih baik berbanding dengan kota-kota lainnya di Tanah Air, termasuk Jakarta bahkan dunia.
Menurut data, indeks kualitas udara di Jakarta sempat menyentuh angka 176. Hal tersebut sangat jauh berada di atas angka standar kualitas data yang baik, yakni berada di 0 hingga 50. Di kota serta negara lain seperti Singapura misalnya, kualitas udara berada di angka 44, di Melbourne 38, di Paris 38.
Jika dibandingkan dengan kualitas udara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, khususnya di wilayah Penajam Paser Utara (PPU), hanya berada di angka 34. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas sumber daya alam (SDA) di sana sangat baik bahkan melebihi kota serta negara maju lain di dunia.
Kepala Negara kemudian terus berupaya untuk meyakinkan para investor agar mereka mampu melakukan aktivitas penanaman modalnya di IKN. Lantaran berinvestasi di IKN Nusantara merupakan sebuah pilihan yang sangat tepat.
IKN juga akan menjadi lokasi transformasi ekonomi hijau dan juga pengembangan energi hijau. Berinvestasi di sana sama saja dengan membeli masa depan, karena di wilayah tersebut pemerintah RI terus mengembangkan ekonomi dan energi hijau.
Bahkan, untuk terus menjaga kualitas udara di sana, kendaraan yang memiliki izin untuk beroperasi di Kawasan IKN adalah kendaraan listrik saja. IKN terus tumbuh menjadi sebuah showcase riset negara dan sekaligus pengembangan ekonomi-ekonomi baru, utamanya ekonomi hijau di Tanah Air.
Wilayah tersebut memiliki peran yang strategis dalam mendorong gelombang baru pertumbuhan ekonomi yang berpusat pada prinsip keberlanjutan. Perspektif itu sejalan dengan bagaimana visi yang lebih luas dari Pemerintah RI untuk menjadikan IKN sebagai model pembangunan kota berkelanjutan, yang tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Staf Khusus (Stafsus) Bidang Komunikasi Publik atau Juru Bicara (Jubir) Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Troy Pantouw mengatakan IKN merupakan kota cerdas dan hijau (smart and green) di Indonesia dengan perangkat pembangunan berkelanjutan yang komprehensif.
Pemerintah telah merancang pembangunan di IKN agar terus sesuai dengan prinsip green economy yang mengedepankan beberapa prinsip seperti selaras dengan alam. Hal tersebut terbukti dengan luas Ibu Kota Nusantara sebanyak lebih dari 65 persen areanya untuk ruang hijau.
Prinsip kedua yakni pembangunan IKN rendah emisi karbon, karena di sana pemerintah sudah merancang agar dapat menggunakan energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan energi. Selain itu, sebanyak 60 persen penghematan energi untuk konservasi energi dalam gedung.
Ketiga, yakni prinsip sirkular dan tangguh, karena pemerintah merancang IKN yang lebih dari 10 persen luas lahannya akan menyediakan pemenuhan produksi pangan. Pembangunan wilayah tersebut juga terus melakukan langkah-langkah yang strategis untuk memitigasi masalah lingkungan sehingga meminimalisasi adanya penyusutan kawasan hutan yang berpotensi menimbulkan bencana alam dan konflik dengan satwa.
Di sisi lain, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan bahwa selaras dengan pembangunan IKN di Kalimantan Timur, pemerintah terus berupaya untuk menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru.
Ke depannya, ekonomi di Kaltim berbasis value creation dan menjadi bagian dari superhub IKN, yang mana memiliki peran penting dalam mengimplementasikan strategi transformasi ekonomi di Indonesia.
Setidaknya terdapat sebanyak 6 strategi transformasi ekonomi di Tanah Air, pertama yakni berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing; kedua produktivitas sektor ekonomi; ketiga yakni ekonomi hijau; keempat ekonomi digital; kelima integrasi ekonomi domestik; keenam pemindahan IKN.
Pemindahan Ibu Kota Negara itu bukan hanya menjadi pemindahan Ibu Kota pemerintahan saja, melainkan juga menjadi bagian dari upaya besar pemerintah RI dalam mewujudkan transformasi ekonomi di Indonesia secara jauh lebih merata dan adil.
Saat ini, tentunya Indonesia sedang memasuki sebuah era baru dengan adanya pembangunan IKN yang baru. Pemindahan ibu kota tersebut bukan hanya sekedar perpindahan secara geografis saja, tetapi juga merupakan sebuah langkah yang strategis untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan peningkatan kualitas hidup seluruh masyarakat.
Menjadi tidak heran jika IKN Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur bisa menjadi titik awal bagi berlangsungnya pertumbuhan transformasi ekonomi hijau di Indonesia karena memang kerja keras dan komitmen kuat pemerintah membangun kota yang sangat berkelanjutan dengan terus memperhatikan aspek lingkungan di sana. Karena itu, upaya ini perlu untuk terus kita dukung dalam rangka mewujudkan IKN yang modern dan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
)* Penulis adalah Alumni Fisip Unair