Oleh : Hugo Steve Momoribo )*
Aparat keamanan berkomitmen untuk melindungi masyarakat di Puncak Jaya, Papua Tengah dari kekejaman Organisasi Papua Merdeka (OPM). Salah satunya adalah melalui tindakan tegas terhadap tiga anggota OPM yang selama ini terbukti melakukan kekerasan kepada masyarkat sipil.
Strategi licik OPM terbukti menghalalkan segala cara dan tega mengorbankan masyarakat sipil sebagai tumbalnya. Sebab, OPM belakangan terbukti memprovokasi dan menyebarkan propaganda hingga masyarakat di Puncak Jaya terhasut sehingga memunculkan tindak anarkisme atau kerusuhan setelah 3 orang anggota mereka pimpinan Teranus Enumbi ditindak tegas aparat keamanan.
Tidak hanya terus menerus menggencarkan tindakan yang sangat keji, biadab dan tidak berperikemanusiaan, namun ternyata OPM juga seringkali melakukan upaya provokasi dan propaganda kepada masyarakat. Hal tersebut berkaitan dengan adanya kasus pembakaran sekolah di Distrik Okbab yang belakangan terjadi.
Sebagaimana diketahui, gerombolan OPM telah melakukan pembakaran kepada seluruh gedung Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kampung Borban, Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang pada 12 Juli 2024.
Menurut Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Candra Kurniawan, bahwa aksi tersebut jelas telah merusak masa depan seluruh generasi penerus bangsa dari Okbab lantaran hancurnya fasilitas pendidikan yang justru selama ini sangat mereka butuhkan untuk bisa lebih berkembang.
Oleh karenanya, aparat keamanan kemudian mengecam dan mengutuk dengan sangat keras adanya aksi sangat tidak terpuji dari OPM tersebut. Sudah jelas bahwa di sini, organisasi separatis Bumi Cenderawasih itu menginginkan supaya anak-anak di sana tidak mengenyam pendidikan dan tidak sekolah agar dengan lebih mudah mereka melakukan regenerasi untuk perekrutan anggota dan simpatisan barunya.
Sungguh sangat miris tatkala melihat bagaimana kekejian dan kebiadaban OPM dengan sangat tega membakar habis seluruh fasilitas pendidikan berupa gedung sekolah di Distrik Okbab itu. Terlebih, sebenarnya seluruh anak-anak di sana memiliki antusiasme yang sangat tinggi untuk bisa mengenyam pendidikan dan belajar demi menggapai impian serta cita-cita mereka. Namun itu semua harus pupus karena ulah gerombolan teroris musuh negara.
Menanggapi bagaimana kebrutalan mereka, maka dengan cepat tanggap seluruh aparat keamanan pasukan gabungan baik dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) ataupun Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) langsung bergerak dengan cepat melakukan pengejaran dan pemburuan para pelaku demi bisa menegakkan hukum yang seadil-adilnya dan menindak tegas para pelaku pembakar sekolah.
Sebenarnya kekuatan dari OPM sama sekali tidak apa-apanya jika berbanding dengan bagaimana daya tempur pasukan aparat keamanan Republik Indonesia (RI). Oleh karenanya, setelah melakukan aksi pembakaran sekolah itu, mereka kemudian langsung melarikan diri.
Meski melarikan diri, namun aparat keamanan memiliki komitmen yang sangat kuat untuk bisa menangkap seluruh pelaku karena telah sangat merugikan masa depan para penerus generasi bangsa. Terlebih, petugas juga berupaya untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban di Papua.
Bukan hanya dari aparat keamanan saja, namun seluruh masyarakat setempat juga turut mengecam dengan sangat keras bagaimana tindak keji OPM tersebut, terlebih mereka justru memutarbalikkan fakta dengan membuat narasi provokatif dan propaganda bahwa seolah hal itu demi kebaikan Papua sendiri. Padahal sudah sangat jelas gerombolan separatis itu menghancurkan fasilitas belajar dan mengajar yang sehari-hari masyarakat butuhkan.
Sementara itu, Kepala Operasi (Kaops) Damai Cartenz 2024, Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Faizal Ramadhani mengatakan bahwa pihaknya jelas turut memberikan atensi yang besar pula pada bagaimana kasus tersebut terjadi sehingga akan ikut serta dalam menangkap OPM.
Insiden itu sudah sangat mencerminkan sebuah tindak kejahatan luar biasa yang jelas sudah sepatutnya akan menjadikan aparat keamanan menindak tegas. Tentunya dalam mengetahui adanya tindak kejahatan luar biasa, maka baik dari TNI atau Polri tidak akan tinggal diam begitu saja demi menjamin adanya penegakan hukum yang tegas kepada para pelaku.
Senada, Kepala Satuan Tugas Hubungan Masyarakat (Kasatgas Humas) Operasi Damai Cartenz 2024, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Bayu Suseno juga mengecam sangat keras tindak OPM tersebut.
Kasus pembakaran yang mereka lakukan sendiri juga tidak hanya sekali atau dua kali saja berlangsung, namun beberapa kali pernah terjadi kasus serupa di Bumi Cenderawasih. Aksi pembakaran sekolah merupakan sebuah tindak yang tidak berperikemanusiaan dan tidak bisa ditoleransi lagi.
Peristiwa tersebut juga tidak hanya merugikan salah satu sektor saja, yakni pada dunia pendidikan, namun juga merugikan sektor lain seperti keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat (kamtibmas) sehingga muncul ketakutan atau ketidakstabilan di tengah warga.
Dengan beragam rekam jejak OPM yang memang gemar menghasut serta menyebarkan isu atau narasi palsu yang memutarbalikkan fakta, hendaknya masyarakat Papua jangan sampai mudah terjebak dan justru mengikuti apa keinginan mereka.
Sikap terbaik yang hendaknya masyarakat ambil adalah dengan terus menerus mawas diri dan berwaspada. Jangan sampai adanya upaya narasi provokasi dan propaganda ataupun adu domba yang OPM lakukan justru berhasil menghasut warga. Karena sejatinya mereka melakukan pembakaran sekolah itu hanya demi kepentingan kelompoknya sendiri saja.
)* Mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakarta