Oleh : Rivka Mayangsari*)
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir sebagai salah satu jawaban atas tantangan pemenuhan hak dasar anak di Indonesia. Di tengah upaya menciptakan generasi emas, inisiatif ini menjadi simbol komitmen negara untuk memastikan anak-anak memperoleh gizi yang cukup. Lebih dari sekadar program pemberian makanan, MBG adalah langkah strategis untuk membangun fondasi bangsa yang kuat melalui generasi muda yang sehat dan berdaya saing. Berbagai pihak dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat bahu-membahu mendukung kesuksesan program ini.
Dalam rangka mewujudkan generasi emas Indonesia, pemerintah melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berkomitmen untuk memenuhi salah satu hak dasar anak, yaitu memperoleh gizi yang cukup. Inisiatif ini bertujuan untuk mendukung tumbuh kembang anak sekaligus memperkuat hak asuh anak melalui pemenuhan kebutuhan dasar. Dukungan berbagai pihak, mulai dari kementerian hingga perusahaan BUMN, menjadikan program ini sebagai langkah strategis yang mengintegrasikan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan pentingnya pemenuhan hak anak, terutama dalam hal gizi yang cukup. Ia menyebutkan bahwa pemberian makanan bergizi tidak hanya mendukung pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan generasi unggul yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Menteri BUMN Erick juga menyampaikan bahwa ibu memiliki peran penting dalam membentuk generasi emas Indonesia. Oleh karena itu, menurutnya, hak-hak dasar perempuan dan anak wajib dipenuhi, termasuk kebutuhan akan makanan bergizi. Ia menambahkan bahwa perhatian pemerintah terhadap isu gizi anak merupakan wujud komitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus bangsa.
Plt Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pengasuhan dan Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Suhaeni, juga menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan Program MBG. Ia menyoroti pentingnya membangun kesadaran masyarakat tentang gizi sebagai pondasi dasar generasi penerus bangsa.
Suhaeni juga mengatakan bahwa PNM sebagai salah satu mitra strategis telah berperan besar dalam mendukung visi pemerintah melalui pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Kolaborasi ini, menurutnya, menunjukkan bahwa isu gizi anak tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan kontribusi dari berbagai elemen masyarakat. Ia berharap Program MBG dapat terus berlanjut sebagai upaya kolektif untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak Indonesia.
Sebagai mitra penting dalam pelaksanaan Program MBG, Permodalan Nasional Madani (PNM) menunjukkan komitmennya melalui pendekatan holistik yang melibatkan pemberian modal finansial, intelektual, dan sosial kepada masyarakat. Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menjelaskan bahwa literasi menjadi salah satu aspek utama dalam mendukung program ini. Ia menyatakan bahwa PNM memberikan edukasi kepada ibu-ibu nasabah Mekaar mengenai cara menyajikan makanan sehat, bergizi seimbang, dan sesuai dengan pendapatan mereka.
Selain itu, Arief juga menegaskan bahwa PNM terus mendorong penguatan perlindungan hak perempuan agar mereka dapat berdaya, baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Ia menambahkan bahwa PNM tidak hanya fokus pada pembiayaan usaha ultra mikro, tetapi juga berkontribusi dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030. Hal ini dianggap sejalan dengan visi besar Program MBG yang ingin menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan produktif.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Prita Laura, menjelaskan bahwa Program MBG merupakan implementasi nyata dari komitmen pemerintah untuk menjamin hak anak mendapatkan gizi seimbang. Menurutnya, program ini juga sejalan dengan Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989 yang menegaskan pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar anak, termasuk makanan bergizi.
Ia menambahkan bahwa melalui Program MBG, negara hadir setiap hari untuk memastikan masa depan anak-anak Indonesia lebih baik. Menu sehat yang disediakan dalam program ini, menurut Prita, dirancang untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak-anak. Ia juga berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi inisiatif serupa di berbagai daerah.
Program MBG mencerminkan sinergi yang kuat antara pemerintah, BUMN, dan masyarakat dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. Dengan fokus pada pemenuhan hak anak dan pemberdayaan perempuan, program ini tidak hanya membantu keluarga Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional. Langkah strategis ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara berbagai pihak dapat menghasilkan dampak yang signifikan bagi masyarakat. Pemerintah, melalui Program MBG, terus berkomitmen untuk hadir sebagai mitra masyarakat dalam mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih cerah.
Keberlanjutan program ini membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi bagi anak-anak, kita tidak hanya membantu mereka tumbuh sehat, tetapi juga membentuk generasi yang akan membawa Indonesia menjadi bangsa yang lebih maju dan sejahtera.
Program ini juga menjadi langkah awal untuk menginspirasi berbagai daerah agar mengembangkan inisiatif serupa dengan mempertimbangkan kebutuhan lokal. Dengan semakin banyaknya program berbasis masyarakat yang berfokus pada gizi dan pemberdayaan perempuan, cita-cita untuk mewujudkan Indonesia yang lebih kuat dan mandiri semakin mendekati kenyataan.
*) Pemerhati kebijakan publik