PAPUA — Masyarakat di Papua harus menjaga kedamaian selama pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 dan mewaspadai provokasi Hari Ulang Tahun (HUT) Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang mereka klaim sepihak jatuh pada 1 Desember.
Tokoh Pemuda dan Adat Kabupaten Tolikara, Karmin Jikwa, mengimbau agar warga tidak terprovokasi isu menyesatkan yang dapat memicu konflik, seperti perang suku.
Karmin mengingatkan bahwa siapa pun pemimpin yang terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah di Tolikara harus didukung penuh demi kemajuan wilayah tersebut.
Ia juga meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap propaganda kelompok separatis menjelang HUT OPM.
“Tolikara aman dan damai, dan Papua bagian dari NKRI, itu harga mati,” tegas Karmin.
Seruan serupa disampaikan Herman Yoku, mantan anggota TPN-OPM yang juga sebagai Kepala Suku Besar Wikaya-Arso Keerom.
Herman menyatakan bahwa 1 Desember yang sering diklaim sebagai HUT Kemerdekaan Papua Barat merupakan penipuan sejarah.
Ia menjelaskan bahwa bendera Bintang Kejora, yang diklaim sebagai simbol kemerdekaan, sebenarnya merupakan bendera klub sepak bola dari wilayah Nafri.
“Yang mengklaim 1 Desember sebagai HUT Kemerdekaan Papua itu karena tidak paham sejarah,” ujar Herman.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat Papua untuk menolak perayaan HUT OPM dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Herman menegaskan bahwa Papua tetap bagian dari Indonesia, dan klaim kemerdekaan hanyalah propaganda yang memperdaya generasi muda.
Di tengah persiapan pesta demokrasi tingkat daerah tersebut, kekejaman kelompok separatis kembali memakan korban.
Kolonel Inf Candra Kurniawan, Kapendam XVII/Cenderawasih, mengungkapkan bahwa anggota OPM melakukan pembunuhan terhadap seorang warga bernama SN (43) di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 27 November 2024.
Korban yang dikenal aktif melayani masyarakat ditemukan tewas dengan luka bacok di sekujur tubuh.
“Pembunuhan ini sangat keji, biadab, dan tidak berperikemanusiaan. Korban adalah warga yang selama ini melayani masyarakat,” ujar Candra.
Aparat keamanan TNI-Polri terus mengejar para pelaku dan berkomitmen menjaga situasi agar tetap kondusif.
Upaya ini diharapkan dapat memastikan ajang kontestasi politik lokal setiap lima tahunan tersebut berjalan damai dan bebas dari gangguan.
Seluruh masyarakat diminta untuk mendukung langkah tersebut demi keberlangsungan pembangunan dan kemajuan Papua.