Indonesia kembali mendapat pengakuan internasional atas keberhasilan dalam beberapa aspek penting selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berdasarkan laporan terbaru yang dirilis oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Indonesia berhasil meraih tiga “rapor biru” dari lembaga internasional terkemuka, yakni Bank Dunia (World Bank), The Heritage Foundation, dan Social Progress Imperative.
Prestasi ini mencerminkan keberhasilan Indonesia dalam berbagai bidang ekonomi dan sosial selama 10 tahun pemerintahan Presiden Jokowi. Menurut peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, capaian tersebut diukur menggunakan data dari lembaga kredibel internasional untuk menilai kemajuan Indonesia di kancah global.
Capaian pertama yang diraih Indonesia adalah pada indikator Produk Domestik Bruto (PDB) dan PDB per kapita, yang diukur oleh Bank Dunia. Dalam rentang waktu 2014 hingga 2023, terjadi peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2014, PDB Indonesia tercatat sebesar USD 891 miliar dengan PDB per kapita sebesar USD 3.477. Namun, pada 2023, PDB Indonesia melonjak menjadi USD 1,4 triliun dengan PDB per kapita mencapai USD 4.941.
Kenaikan ini menjadi bukti bahwa kebijakan ekonomi yang diterapkan Presiden Jokowi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan, bahkan di tengah tantangan global seperti pandemi dan krisis ekonomi.
Selain PDB, indikator kebebasan ekonomi juga mengalami perbaikan signifikan. Menurut data dari The Heritage Foundation, skor kebebasan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 berada di angka 58,5 dan menduduki peringkat ke-100 dunia. Namun, pada 2023, skor kebebasan ekonomi Indonesia meningkat menjadi 63,5 dengan peringkat ke-53.
Perbaikan dalam kebebasan ekonomi ini mencerminkan kemajuan dalam reformasi ekonomi, pengelolaan kebijakan fiskal, dan regulasi yang lebih baik selama masa pemerintahan Presiden Jokowi. Kebijakan-kebijakan ini dinilai berhasil mendorong investasi dan menciptakan iklim ekonomi yang lebih kompetitif.
Capaian ketiga datang dari indeks kemajuan sosial yang diukur oleh Social Progress Imperative. Pada tahun 2014, skor Indonesia tercatat sebesar 61,65 dengan peringkat ke-92. Namun, pada 2023, skor tersebut meningkat menjadi 67,22 dengan peringkat ke-80.
Kemajuan ini mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program sosial, seperti pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan kesehatan, dan pengurangan kemiskinan. Program-program ini dinilai memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Menurut Ardian Sopa, pencapaian-pencapaian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, masa pemerintahan Presiden Jokowi selama 10 tahun telah banyak membawa perubahan positif bagi Indonesia. “Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam beberapa aspek, terutama dalam hal PDB, kebebasan ekonomi, dan kemajuan sosial,” ujarnya.
Dengan raihan tiga rapor biru dari lembaga internasional kredibel, kepemimpinan Presiden Jokowi dinilai berhasil mengantarkan Indonesia menuju pertumbuhan yang lebih baik dan posisi yang lebih kuat di kancah global. Prestasi ini juga menjadi dasar penting bagi keberlanjutan pembangunan di masa depan.