JAKARTA – Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas Sekolah Rakyat sebagai salah satu program prioritas dalam pemerataan akses pendidikan. Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo menyatakan bahwa meski terdapat 114 pelajar yang mengundurkan diri, hal tersebut tidak akan mengganggu jalannya program.
Menurut Agus, keputusan mundur tersebut murni merupakan pilihan pribadi para pelajar yang memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan sistem pendidikan berasrama. “Ya itu memang ini kan habitat baru, mereka terbiasa hidup sama orang tua, sama teman-temannya, kemudian masuk sekolah rakyat mereka harus diasramakan. Jadi ini proses baru yang memang butuh penyesuaian. Jadi kalau kemudian ada yang mundur, saya pikir juga tidak ada masalah,” ujar Agus.
Agus memastikan, posisi pelajar yang mengundurkan diri akan segera digantikan oleh peserta lain yang berasal dari keluarga pra-sejahtera berdasarkan Data Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), khususnya mereka di Desil-1 dan Desil-2. “Kita sudah menyiapkan penggantinya karena memang yang harus di sekolah-sekolah rakyat itu banyak sekali. Data BPS sudah menyampaikan ada sekitar 4,16 juta anak tidak sekolah, putus sekolah, belum sekolah,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa kesempatan memperoleh pendidikan layak bukan hanya untuk anak-anak dari keluarga mampu, tetapi juga bagi mereka yang berasal dari kelompok prasejahtera. “Yang kaya, yang miskin semua harus sekolah. Supaya mereka pintar, punya karakter, dan keterampilan. Sekolah Rakyat adalah jembatan bagi para siswa untuk mewujudkan cita-citanya,” tegas Agus.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar mendorong perguruan tinggi untuk ikut berperan dalam menyukseskan program Sekolah Rakyat. Saat mengunjungi Sekolah Rakyat Menengah Atas di Universitas Negeri Surabaya (UNESA), ia menilai kampus memiliki fasilitas dan lingkungan yang ideal untuk mendukung pendidikan. “Menurut saya ini lingkungan terbaik. Dan saya berharap seluruh kampus negeri menyiapkan diri, menjadi pelaksana sekolah rakyat,” ungkap Muhaimin.
Muhaimin mengapresiasi langkah UNESA yang telah menyediakan sebagian gedungnya untuk pelaksanaan Sekolah Rakyat, membina sekitar 100 siswa dengan dukungan tenaga pendidik profesional. Ia menilai, sinergi pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat sangat penting dalam mencetak sumber daya manusia berkualitas sekaligus memutus rantai kemiskinan. “Ini prestasi bagus Universitas Negeri Surabaya, dan saya berharap siswa dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya,” pungkasnya. ()
